Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit yang Diidap Komedian Babe Cabita

oleh -230 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Penyakit anemia atau kekurangan sel darah dapat menyerang siapa saja. Namun, ada kondisi langka yang membuat penyakit anemia menjadi sebuah penyakit yang sulit diobati, kondisi tersebut bernama anemia aplastik.

Penyakit ini menjadi trending topic dalam mesin pencarian Google, Selasa (9/4/2024), setelah komedian Babe Cabita meninggal karena melawan sakit anemia aplastik.

Dilansir dari berbagai sumber, anemia aplastik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Kondisi ini membuat penderitanya merasa lelah dan rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkendali.

Sebagai kondisi yang langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada usia berapa pun. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba, atau dapat berkembang secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.

Anemia aplastik bisa bersifat ringan atau parah. Pengobatan untuk anemia aplastik mungkin termasuk penggunaan obat-obatan, transfusi darah, atau transplantasi sel punca, yang juga dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang.

Gejala Anemia Aplastik

Anemia Aplastik bisa tidak menimbulkan gejala. Namun, saat gejala muncul, tanda-tanda dan gejalanya bisa meliputi:

Kelelahan
Sesak napas
Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
Kulit pucat Infeksi yang sering atau berkepanjangan
Memar atau memar dengan mudah tanpa sebab yang jelas
Mimisan dan gusi berdarah
Pendarahan yang berlangsung lama dari luka
Ruam kulit
Pusing
Sakit kepala
Demam
Anemia aplastik dapat bersifat sementara atau kronis. Kondisi ini bisa parah dan bahkan fatal.

Penyebab Anemia Aplastik

Sel punca di sumsum tulang belakang memproduksi sel darah – sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada anemia aplastik, sel punca rusak. Akibatnya, sumsum tulang belakang menjadi kosong (aplastik) atau mengandung sedikit sel darah (hipoplastik).

Baca Juga :  WHO Ingatkan Dunia Bersiap Hadapi Penyakit X, Bulan Mei Disebut Ada Kesepakatan Pandemi

Penyebab anemia aplastik yang paling umum adalah serangan sistem kekebalan tubuh pada sel punca di sumsum tulang belakang. Faktor lain yang dapat merusak sumsum tulang belakang dan mempengaruhi produksi sel darah meliputi:

Terapi radiasi dan kemoterapi. Meskipun terapi-terapi ini membunuh sel kanker, mereka juga dapat merusak sel sehat, termasuk sel punca di sumsum tulang belakang.

Paparan bahan kimia beracun. Bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzene, yang merupakan salah satu bahan bakar bensin, telah dikaitkan dengan anemia aplastik.

Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rematoid artritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.

Gangguan autoimun. Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat, dapat melibatkan sel punca di sumsum tulang belakang.

Infeksi virus. Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dapat berperan dalam perkembangan anemia aplastik. Virus yang telah dikaitkan dengan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, dan HIV.

Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menyerang sumsum tulang belakang Anda selama kehamilan.

Faktor-faktor yang tidak diketahui. Dalam banyak kasus, dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab anemia aplastik (anemia aplastik idiopatik).

Anemia aplastik adalah kondisi serius yang membutuhkan pengelolaan medis yang cermat. Untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan. (bbs/nic)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.