Lebaran Sepi, Pengusaha Hotel dan Restoran Keluhkan Penurunan Okupansi hingga 20 Persen

oleh -641 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – Momentum libur Lebaran 2025 yang biasanya menjadi pendorong pendapatan sektor pariwisata, justru membawa kabar kurang menggembirakan bagi pelaku usaha perhotelan dan restoran. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengungkapkan bahwa okupansi hotel dan restoran menurun hingga 20 persen pada periode Lebaran tahun ini.

“Penurunan ini sangat terasa, sejalan dengan turunnya mobilitas masyarakat yang tercatat dalam data pergerakan transportasi dari Kementerian Perhubungan, yang juga mengalami penurunan sekitar 30 persen,” ujar Maulana, Sabtu (5/4/2025).

Menurutnya, dampak paling signifikan terjadi di wilayah Pulau Jawa, yang dikenal sebagai pusat pergerakan wisatawan domestik saat libur panjang. Ia menyebut bahwa penurunan pengunjung di restoran juga menjadi imbas langsung dari tren ini.

Tak hanya sektor umum, segmen pelanggan dari kalangan pemerintah yang biasanya berkontribusi besar terhadap okupansi hotel, juga ikut lesu. “Saat survei dilakukan, reservasi dari kegiatan pemerintah hampir tidak ada. Ini menjadi tantangan serius pasca Lebaran,” tambah Maulana.

Ia menambahkan, jika kondisi ini terus berlanjut, pelaku usaha terpaksa akan melakukan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja. Bahkan, telah ada laporan dua hotel di Bogor terpaksa tutup akibat tidak mampu bertahan dalam tekanan penurunan permintaan dan efisiensi anggaran.

Sebelumnya, Ketua Umum PHRI, Hariyadi B.S. Sukamdani, juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, tingkat hunian hotel di beberapa destinasi populer seperti Solo, Yogyakarta, dan Bali mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Seperti yang diduga, kunjungan tahun ini memang lebih rendah. Di Solo, banyak yang check-out pada tanggal 4 dan 5. Di Yogyakarta dan Bali pun tren penurunan serupa terjadi,” ungkap Hariyadi.

Baca Juga :  2.700 Lebih Korban Tewas Akibat Gempa Myanmar

Ia juga menyoroti bahwa segmen pemerintah menyumbang hingga 40 persen dari total pendapatan hotel, sehingga jika belanja pemerintah terus dikurangi, dikhawatirkan akan berdampak besar pada kelangsungan usaha.

Meski begitu, PHRI kini tengah mengalihkan fokus untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara sebagai solusi jangka panjang. “Kami sedang menggarap sektor turis asing, tapi ini bukan pekerjaan instan. Kami berharap tahun depan bisa lebih maksimal,” pungkasnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.