Khofifah Indar Parawansa: Bangun Narasi Positif, Munculkan Trust and Respect

oleh -240 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam studium generale Universitas Surabaya (Ubaya) 2022 – 2023 seri empat menyebut pentingnya membangun narasi positif yang memunculkan trust and respect.

Studium generale bertema: Menakar Indonesia ke Depan: Dinamika Kebangsaan yang Bhinneka, Teknologi, dan Geopolitik Dunia, dihadiri para mahasiswa serta dosen Ubaya. Studium generale adalah kuliah tamu yang diadakan Ubaya dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional. Mereka memaparkan wawasan dan ide cemerlang dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Pemilihan tema pada seri empat kali ini, diungkap Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T, berkaitan dengan Indonesia sebagai pemegang Presidency of the G20 tahun 2022. Ia mengatakan, permasalahan global yang terjadi pada hampir seluruh negara di dunia membutuhkan peran pemimpin nasional yang mampu mengelola dinamika geopolitik internasional dan domestik.
“Untuk itu, masih dalam suasana Presidensi G20 Indonesia, Ubaya sebagai universitas kebangsaan ingin memperkuat sinergi antara dunia akademis dengan tokoh-tokoh nasional. Agar dari Ubaya, lahir pemimpin nasional yang berkarakter dan memiliki integritas. Ini juga merupakan bentuk kontribusi Ubaya terhadap kepentingan bangsa di masa yang akan datang,” jelasnya.

Mengundang Khofifah Indar Parawansa sebagai pembicara, disebut Ketua Panitia Studium Generale 2022-2023 Seri 4 Ubaya, Amirul Ulum, S.Sos., M.IP. menjadi langkah yang tepat. Hal ini dilatarbelakangi posisi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi yang menjadi barometer nasional untuk bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, politik, dan bidang keagamaan. “Untuk itu, insight dari Khofifah dapat memberikan pandangan kebangsaan yang holistik dengan merujuk pada capaian yang telah diraih Jawa Timur,” ungkapnya.

Khofifah memaparkan pandangannya mengenai semangat kebangsaan. Ia mengatakan, narasi-narasi kebhinekaan perlu diperkuat, sehingga masyarakat bisa memaknainya lahir batin. “Kita bangun narasi yang positif. Semua elemen harus saling understanding. Kalau sudah saling memahami, baru kemudian muncul trust dan respect. Kalau sudah trust dan respect, kita tidak mungkin terpecah belah,” tegasnya. Ia menambahkan, mengingatkan kembali sejarah kebhinekaan kepada masyarakat bisa dilakukan untuk meningkatkan semangat kebangsaan.
Tak hanya mengisi materi studium generale, Khofifah juga memberikan santunan kepada anak yatim. Santunan ini juga diberikan oleh Rektor Ubaya beserta jajaran pimpinan lainnya kepada sepuluh anak yatim.

Baca Juga :  Bus Listrik Berhenti Beroperasi di Surabaya, Dishub Dorong Kemenhub Percepat Evaluasi dan Kontrak

Selama kurang lebih satu tahun kedepan akan digelar forum serupa guna membahas tema besar ‘Menakar Indonesia ke Depan’. Di tiap bulannya, Ubaya akan mengundang tokoh nasional dan pejabat publik untuk mendiskusikan tema tersebut dari bidang dan sudut pandang pembicara. Materi-materi yang didiskusikan pada kegiatan ini akan didokumentasikan, salah satunya dalam bentuk buku.

Benny berharap melalui studium generale seri empat ini, civitas akademika dapat menambah wawasan kebangsaan terhadap perkembangan nasional dan internasional. “Ubaya ingin mempersiapkan generasi milenial melalui seperangkat instrumen pendidikan yang berorientasi pada era digital dengan tetap memiliki integritas dan karakter kebangsaan,” pungkas Benny.(tok)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News