KILASJATIM.COM, Surabaya – Polemik antara warung atau toko “Madura” dengan toko modern terus menjadi perhatian. Ketua Kadin Surabaya, H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan bahwa warung Madura adalah inovasi untuk membedakan diri yang dilakukan oleh pelaku usaha lokal.
“Warung Madura sebenarnya adalah toko serba ada. Diferensiasi strategisnya adalah buka 24 jam. Selama tidak ada larangan, warung Madura boleh buka 24 jam,” ungkap Mas Andi, panggilan akrab H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti, di Surabaya, Senin (13/5/2024).
Lebih lanjut, Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur tersebut mengungkapkan bahwa kehadiran warung Madura membawa manfaat bagi masyarakat Surabaya.
Pertama, memenuhi kebutuhan masyarakat Surabaya pada malam hari. Karena Surabaya adalah kota besar dengan aktivitas 24 jam, warung Madura sangat membantu. “Banyak warga merasa terbantu dengan adanya warung Madura. Ini membantu perputaran uang di Surabaya,” katanya.
Warung Madura memiliki segmentasi yang berbeda dengan toko modern, sehingga tidak mengancam pasar toko modern tersebut.
Kedua, memberikan peluang kerja bagi warga Surabaya. Warung Madura telah menciptakan lapangan kerja. “Bayangkan berapa banyak tenaga kerja yang bisa dipekerjakan jika satu warung Madura membutuhkan 2-3 tenaga kerja,” ujarnya.
“Warung Madura tidak hanya milik orang Madura, tapi berbagai suku di Indonesia mengembangkannya. Ini menjadi brand mark untuk toko serba ada yang buka 24 jam,” tambahnya.
Terkait rumor pelaku usaha besar yang menguasai, Mas Andi yakin hal itu tidak benar. “Saya sudah berkunjung ke warung Madura. Saya temukan bukan hanya orang Madura yang membuka warung tersebut. Bahkan ada orang Bugis yang membuka warung Madura. Yang penting, warung Madura terkenal buka 24 jam,” tegasnya. (res)