Kadin Jatim Tertarik Tawaran  Penggunaan Teknologi Pertanian Berbasis Data Satelit Uni Eropa

oleh -288 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – :Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto kembali menegaskan pentingnya penerapan teknologi di sektor pertanian guna efektifitas pengolahan dan peningkatan kualitas serta kuantitas produksi.

Penegasan ini diungkapkan pasca Green Art Indonesia melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jatim di Surabaya beberapa waktu yang lalu untuk menawarkan kerjasama penerapan teknologi pertanian berbasis data dari satelit Uni Eropa.

“Sejauh ini Indonesia masih tertinggal dalam penerapan teknologi pertanian. Sehingga kualitas dan produktifitas pertanian kita sering kalah dibanding negara-negara lain seperti Jepang, Belanda, Amerika Serikat dan Australia,” kata Adik ketika dihubungi dari Surabaya, Kamis (7/12/2023).

Adanya teknologi penyemaian tanaman melalui drone misalnya, menjadi salah satu contoh perkembangan teknologi agrikultur yang menjadikan kerja lebih tepat sasaran dan efisien.

Untuk itu, Kadin Jatim menyambut baik tawaran kerjasama GreenArt Indonesia. Dalam pengolahan pertanian, mereka menggunakan soft were berbasis data base yang diperoleh dari radar dari satelit Uni Eropa untuk kemudian diolah oleh kecerdasan buatan (Desidera Artificial Intelligence). Teknologi ini di klaim yang sangat bermanfaat untuk komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan.

“Dengan teknologi ini, kita bisa mendeteksi ketersediaan air di suatu lahan setiap hari, daily update. Selain itu penggunaan pestisida dan pupuk juga bisa disesuai dengan kondisi lahan,” tandasnya.

Hasil data yang didapatkan tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan Sertifikasi European Union Deforestation Regulation (EUDR). Dan Sertifikasi EUDR yang didapat dari GreenAnt dapat digunakan pengguna untuk memenuhi persyaratan sebagai eksportir apabila ingin menembus pasar di negara-negara anggota Uni Eropa.

“Sehingga petani mendapatkan dua kemanfaatan, pertama kemanfaatan dalam pengolahan dan produksi dan kemanfaatan kedua mendapatkan kemudahan dalam melakukan proses ekspor komoditas pertanian karena telah miliki sertifikat EUDR,” tandas Adik..

Baca Juga :  Pertemuan Bilateral Mendag RI dan Dubes USTR, Perlu Sinergi Indo-Pasifik dengan ASEAN

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah turun tangan, khususnya dinas pertanian dan perkebunan untuk membantu petani dal hal penggunaan teknologi pertanian. “Ketika pemerintah memiliki teknologi ini maka pemerintah dapat berikan layanan kepada petani, sehingga pemakaian pupuk dan pestisida petani bisa terdeteksi seusia kebutuhan,” ujarnya.

Rencananya, di akhir Januari 2024, Kadin Jatim akan kembali mengundang dan mempertemukan  mereka dengan pengusaha di bidang perkebunan dan pertanian, pemerintah provinsi serta BUMN bidang pertanian dan perkebunan.  Selain itu juga  asosiasi petani dan industri pupuk di Jatim.

“Kami juga berencana melakukan percobaan di beberapa titik dengan beragam komoditas dengan menggunakan teknologi ini. Misal komoditas Tebu di daerah Jombang atau Lumajang, padi di Ngawi atau sentra lain, kopi bisa di Malang atau Jember, kakao di Jember dan tembakau di Madura,” papar Adik.

Sementara itu, perwakilan dari GreenAnt Mr. Mario menambahi bahwa GreenAnt mentransformasi data satelit yang didapat menjadi informasi yang berguna bagi sektor agrikultur.

Kelebihan GreenAnt dibandingkan aplikasi lainnya adalah data yang digunakan merupakan radar data, sedangkan yang umum digunakan adalah optical data yang dapat terjadi distrupsi hasil apabila terkendala faktor cuaca dalam proses pengambilan datanya.

“GreenAnt mendapatkan data dari satelit Uni Eropa yang melakukan perputaran di seluruh permukaan bumi. GreenAnt bahkan bisa memberikan informasi prediksi hasil panen dan memberikan informasi mengenai kapan harus dilakukan pengairan, juga bagaimana supaya melewati masa kemarau dengan sistem dan teknologi yang ada,” ujar Mario.

Untuk memprosesnya, GreenAnt memerlukan waktu 48 jam hingga data yang dibutuhkan pengguna pada waktu pertama kali mengakses dan menginput data yang dibutuhkan telah tersedia.

“Akurasi data yang dihasilkan oleh Desidera AI adalah 80% hingga 99%, tergantung oleh komoditas yang akan diteliti oleh radar satelit dan kelengkapan informasi yang di input oleh pengguna,” pungkasnya.(nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.