SURABAYA, kilasjatim.com – Dua sekolah sepak bola (SSB) asal Jatim, Indonesia Soccer Academy (ISA) dan Bangkalan Soccer Academy (BSA) memperoleh pengalaman berharga dari keikutsertaan pada turnamen JSA International NFDP Master Open di Malaysia 1-2 Juni lalu.
Dua tim akademi asal Jatim ini harus mengakui keunggulan tim-tim dari negeri jiran dan terhenti di fase knock out. Tim ISA U-12 dan BSA U-11 sama-sama berakhir di fase knock out. Di pertandingan akhir fase group tim ISA U-12 berhasil mengalahkan pemuncak klasemen grup A yaitu ATKS 1-0 lewat gol tunggal yang di lesakkan oleh Frederick Ervito Narottama (Vito) dan memastikan langkah ISA menuju fase Champions Plate namun langkah ISA dihentikan oleh tim AT Jasen Jebat dengan skor tipis 0-1. Sementara itu perjuangan BSA U-11 harus berakhir setelah kalah dari tim tuan rumah JSA City 0-2.
Meski demikian, Founder dan CEO Indonesia Soccer Academy dan Bangkalan Soccer Acadeny, Imam Syafi’i mengatakan bangga dengan semangat bertanding pemain-pemain masa depan Indonesia ini.
“Dari beberapa pertandingan yang sudah kami lalui dalam turnamen ini kami cukup bangga dengan semangat juang anak-anak. Meski juga harus diakui tim-tim lawan unggul dari kualitas individu maupun postur tubuh khususnya tim dari Thailand. Meski demikian mereka tidak gentar dan tetap semangat,” ujarnya kepada wartawan, Senin (3/6/2024).
Ia menambahkan, dalam turnamen ini pihak manajemen dan pelatih memang tidak memasang target juara. Yang terpenting menurut Imam adalah talenta-talenta muda ini mendapatkan pengalaman dan mengasah mental mereka mengahadapi lawan dari negara lain.

Demikian juga dari sisi manajemen juga banyak memperoleh inspirasi, khususnya menyangkut penyelenggaraan turnamen, pengelolaan tim dan membangun jaringan persahabatan yang lebih luas dalam konteks sepakbola.
“Alhamdulillah manajemen yang dalam hal ini menaungi SSA, BSA, dan juga ISA (Indonesia Soccer Academy) bisa belajar banyak dari manajemen tim negara tetangga. Dalam event itu juga kami turut menjadi inisiator terbentuknya Asean Football Community dimana didalamnya tergabung 25 pegiat sepakbola dari Indonesia, Malaysia, Singapore dan Thailand yang sepakat untuk saling berbagi pengalaman dan informasi terkait dengan perkembangan dan kegiatan sepakbola di masing-masing negara,” tutur Imam yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini.
Imam juga berterima kasih kepada para orang tua wali pemain ISA dan BSA yang telah memberikan banyak support dan dukungan moril selama kami mengikuti turnamen di malaysia ini. (sag)