Gus Islah, Kenali Kemanusiaan sebelum Mengenali Keimanan

oleh -915 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – Pagi saat menjerang air untuk kopi, saya iseng membuka status whatsapp kalian para kawan. Dari yang paling atas, potret berseliweran berganti-gantian dengan video kejadian, laman tik-tok, snack video dan sebangsanya. Siapa pun yang membuat status dari kemarin sampai jam ini pasti akan melihat nama saya.

Beberapa kawan merayakan Idul Adha hari ini, Rabu (28/6/2023). Nampak dari potretnya yang bersiap sholat Id di lapangan. Ucapan selamat merayakan dan minta maaf.

Air mendidih, saya tuang dalam cangkir berisi bubuk kopi. Harumnya menguar, segar. Menggiring ingatan pada Gus Islah Bahrawi, ulama NU asal Madura yang dikenal humanis dan toleransi.

Sebab saya jamaah youtube, dalam ceramahnya berulang kali ia menyampaikan prihal indahnya beragama di Indonesia.

“Tidak ada negara di dunia seperti Indonesia. Semua agama bisa berdampingan. Menjalankan ibadah tanpa diganggu. Coba di Afganistan, Somalia sesama muslim saling bunuh,” katanya.

Ia mengisahkan sholat di masjid Mogadishu harus waspada. Masuk masjid pemerintah bisa ditembak kelompok separatis, begitu pula sebaliknya. Di Indonesia, ada organisasi besar Nahdatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah.

Masing-masing menjalankan ritual tanpa saling menggangu, kita bisa masuk, sholat di sana kapan saja. Juga hari ini, Muhamadiyah merayakan Hari Raya Idul Adha sehari lebih cepat dari NU, tanpa pergolakan. Saling menghargai keyakinan.

Satu lagi yang sering diucapkan Gus Islah “Kenali dulu kemanusiaan. Sebelum mengenali keimanan. Islam agama yang merahmati alam semesta.”

Begitu, sebuah pesan yang mendamaikan hati, bersama gema takbir tak henti. Selamat merayakan hari raya Idul Adha. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga :  Jelang Akhir Masa Jabatan, Wali Kota Malang Sampaikan Pidato Perpisahan

No More Posts Available.

No more pages to load.