Geliat Ekonomi Di Tengah Krisis, Kreativitas Warga Medokan Ayu  Jalan Terus

oleh -381 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya  – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Medokan Ayu (MA) usai menghelat Pesta Rakyat dan Wisata Mangrove di tengah-tengah pemukiman padat perumahan Pandugo dan Penjaringan Sari. Tepatnya di lahan kosong milik PT Yekape yang bersebelahan dengan lahan urban loca depan gedung pernikahan Graha YKP.

Biasanya di urban loca itu saban Minggu digunakan warga senam dan lari pagi. Sedangkan kalau pada hari-hari biasa kawasan itu berlenggang sepi.

Namun sejak diadakan acara Pesta Rakyat itu, yang biasanya sepi, tiap hari rata-rata kegiatan pasar malam ini dapat meraup transaksi sekitar 25 juta per hari. Dengan asumsi ada 60 tenan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan beberapa wahana milik pendukung acara tersebut. Bila pada hari weekend sabtu dan minggu transaksinya dapat mencapai hingga 35 juta-an.

Berbagai macam sajian kuliner ada di dalam Pesta Rakyat itu, lebih banyak menjual makanan kekinian yang disukai para remaja saat ini. Makanan bakaran dan berpasta, saos serta taburan keju. Kendati makanan tradisional sudah jarang digandrungi, namun tetap saja ada yang menjual tahu gejrot dan kerak telor.

Ketua LPMK MA Nanang Andy Asyim  mengatakan acara yang digelar itu melibatkan partisipasi warga. Tak tanggung-tanggung LPMK Penjaringan Sari (PS) turut dilibatkan untuk memobilisasi warganya yang bergerak di UMKM ikut berpartisipasi di acara Pesta Rakyat tersebut.

“Kalau kami mengamati para UMKM ini memiliki kecendurungan yang stereotip. Kalau trennya ke Korean food dan Japan food, semuanya ikut ke arah sana. Terlihat ada menu Bulgogi, Ttokpokki, Takoyaki, Teriyaki, dan sejenis makanan grill lainnya. Kami melihat para UMKM kurang berani mengkolaborasikan antara ide makanan lokal dipadupadankan dengan tren yang ada. Semisal belum ada yang melakukan terobosan Patin Teriyaki atau Bandeng Teriyaki. Bulgogi tapi isiannya dari olahan daging ikan lele yang dihaluskan. Bagaimana mengkombain tren makanan dengan kekuatan identitas lokal,” kata Nanang bersemangat, Minggu (22/10/2023).

Nanang sapaan Ketua LPMK MA ini lebih menyoroti pada seberapa jauh kemampuan terobosan para UMKM menjawab tantangan masa depan tanpa meninggalkan kearifan lokal yang sudah dimiliki bertahun-tahun lamanya. Mengingat wilayah Wonorejo, Medokan, Gunung Anyar, merupakan wilayah tambak ikan tempat pusatnya pembudidayaan ikan payau maupun tawar.

Baca Juga :  Warga Kota Malang Manfaatkan Program Sunset Policy IV  

 Di tempat ini banyak penghasil ikan bandeng, nila, patin, bawal, manyung, kakap putih, lele, udang, dan masih banyak jenis lagi hasil tangkapan ikan laut.

Memang tak gampang meyakinkan para pelaku usaha yang masih belum percaya diri. Butuh proses waktu yang panjang. Menurut Zainul Abidin, SSos., mengatakan minimal LPMK MA dan PS telah memberikan wadah untuk berekspresi dan berelaborasi seluruh ide dan gagasan dapat dicurahkan.

 Zainul sendiri sebagai Lurah di Medokan Ayu sangat antusias memberikan apresisasi terhadap kegiatan LPMK yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat.

Begiu pula Lurah Lurah Penjaringan Sari dan Camat Rungkut memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Sehingga pihak YKP pun turut andil meminjamkan lahannya secara cuma-cuma. Lahan yang tanpa dipungut biaya itu sebagai wujud kepedulian YKP terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Harapannya kegiatan ini menjadi ajang proses UMKM mengukur seberapa jauh ketertarikan daya beli masyarakat terhadap produk yang disajikan. Dengan demikian nantinya ada evaluasi dan perbaikan produk, cita-rasa, kreativitas dan harga yang ramah.

Acara yang digelar selama 20 hari sejak tanggal 3 hingga 22 Oktober 2023 ini memang merupakan kegiatan untuk menggeliatkan perekonomian ditengah harga-harga sembako yang cukup tinggi. Namun pada kenyataan di lapangan proses transaksi jual beli masih menimbulkan respon yang cukup baik. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi di tingkat bawahpun masih memiliki harapan yang cukup baik. Terbukti nilai transaksinya per masih bergairah signifikan.

Novi peserta UMKM berasal dari warga Tambak Medokan Ayu 3A menjual ayam pok-pok mengaku senang diberi kesempatan berjualan di Pesta Rakyat itu. Menurutnya event seperti ini harus sering diadakan, apalagi dengan biaya sewa yang sangat rendah tentu sangat membantu para UMKM untuk menggali potensi produk yang digelutinya.

Selain menjual berbagai macam kuliner, di acara Pesta Rakyat itu juga ada beraneka ragam permainan hiburan ringan seperti melempar bola dalam gelas dan melempar anak panah. Terdapat pula wahana bianglala, kuda komedi putar, ontang-anting perahu dan kereta.

Acara seperti ini memang sebagai ajang terapi healing yang sangat murah untuk melepaskan kejenuhan dari kegiatan sehari-hari yang membosankan. Dengan adanya acara pesta rakyat yang diselingi dengan berbagai hiburan, ada reog, jaranan, musik dangdut hingga musik akustik, acara semakin meriah.

Baca Juga :  Hari Peduli Autisme Sedunia, Wouww.com Wadahi Kreativitas Penyandang Autisme

“Acara semacam ini memang sangat dibutuhkan masyarakat kelas bawah. Di tiap tahun mereka selalu merindukan acara yang seperti ini untuk diadakan. Hal ini sangat terbukti sampai di penghujung acara, parkiran di lapangan sampai tidak muat. Petugas parkir hingga kuwalahan,” kata Ainur Rofik Ketua LPMK PS.

Minggu pagi di hari akhir penutupan acara tersebut panitia masih memanjakan masyarakat sekitar dengan mengajak berwisata ke Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar yang baru saja diresmikan oleh mantan presiden Megawati Soekarno Putri pada bulan Juli lalu. Secara spesial wisata yang diadakan itu menggunakan pemandu wisata.

Pemandu wisata menerangkan dan meng identifikasi satu persatu jenis tanaman yang ada di sekitar mangrove itu apa saja. Tujuan edukasi wisata ini sengaja diberikan untuk melengkapai wawasan generasi muda lebih mempedulikan terhadap ekosistem hutan mangrove.

Tak hanya jalan-jalan menyusuri hutan bakau, para pewisata diajak naik persahu menyusuri sepanjang muara hingga menuju tepi laut. Banyak burung beraneka ragam jenis, warna, baik burung lokal maupun burung migrasi dari Malaysia dan Australia sangat begitu indah.

 Banyak pula habitat kera baik kera berekor panjang maupun kera berekor pendek bergelantungan di pohon-pohon bakau. Keindahannya memang tak tertandingi.

Berhenti dari turun naik perahu, pewisata masih disambut dengan pilihan naik kuda.

 Seperti yang dikatakan Warga Medayu Utara V Fanny (16 th) SMA Negeri 20 mengaku sangat bahagia dan senang, untuk naik kuda tak perlu pergi jauh-jauh dari rumahnya. Melihat Fanny menaiki kuda mengingatkan bahwa nenek moyang kita juga sebagai penunggang kuda yang handal. Sembari menghirup udara segar pagi hari, aroma buah bogem yang khas, berjatuhan disepanjang jalan mengiringi kegembiraan masyarakat yang mengikuti agenda sehari wisata mangrove bersama LPMK Medokan Ayu. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.