DWP-Dinkes Gelar Skrining Kanker Serviks Melalui Pemeriksaan Papsmear

oleh -739 Dilihat

Foto: Ist/Pemkab Probolinggo

KILASJATIM.COM, Probolinggo – Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Dharma Wanita Persatuan (DWP) tahun 2023, DWP Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar skrining kanker serviks melalui pemeriksaan papsmear di RSUD Tongas, Kamis (5/10/2023).

Skrining kanker serviks dengan pemeriksaan papsmear ini diikuti oleh 97 orang pendaftar. Tetapi yang papsmear ada 72 orang dan yang 25 orang lagi berhalangan dan belum waktunya.

Kegiatan skrining kanker serviks ini dibuka secara resmi oleh Ketua DWP Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto didampingi jajaran pengurus DWP Kabupaten Probolinggo serta Direktur RSUD Tongas drg Wahyuningsih P dan dokter Obgyn RSUD Tongas dan dokter-dokter Dinkes Kabupaten Probolinggo.

Ketua DWP Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto mengatakan skrining kanker serviks dengan pemeriksaan papsmear tahun 2023 ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Dharma Wanita ke-24 tahun 2023 dengan tema “Perempuan Sehat Perempuan Produktif”.

“Sesuai dengan tema ini perempuan adalah merupakan tonggak suatu negara. Oleh karena betapa besar peranannya, maka perempuan wajib mempunyai status kesehatan yang berkualitas sehingga lebih optimal dan produktif dalam memberikan pola asuhnya bagi generasi bangsa yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia,” katanya.

Menurut Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo ini, sehat adalah hak setiap orang dimulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut yang perlu terus diupayakan dan diperjuangkan.

“Ada dua hal yang harus diketahui semua orang tentang perempuan. Yakni meningkatkan kualitas hidup perempuan, meningkatkan pelayanan kesehatan terutama skrining resiko tinggi sejak usia produktif,” jelasnya.

Baca Juga :  Glaukoma, “Si Pencuri Penglihatan” Masih Beraksi!

Namun beberapa masalah pada perempuan masih terjadi di Kabupaten Probolinggo. Antara lain masih adanya kasus perempuan dengan terutama penyakit keganasan yang ditemukan sudah pada stadium lanjut.

“Permasalahan ini tidak dapat ditangani hanya oleh tenaga kesehatan saja, namun perlu kepedulian, kesadaran dan peran aktif keluarga, masyarakat dan lingkungan dalam semua bidang agar semakin banyak yang lebih peduli dalam mencegah dan mengenali adanya tanda bahaya dalam tubuh perempuan,” terangnya.

Hal ini dikarenakan untuk salah satu cara melakukan skrining atau deteksi dini pada kanker baik kanker payudara ataupun kanker serviks/leher Rahim pemeriksaannya atau skriningnya masih dianggap tabu oleh sebagian perempuan atau masyarakat.

“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti hanya pada saat ini saja, namun tetap berkelanjutan di masyarakat dengan tetap meningkatkan pemahaman, kepedulian, kesadaran dan peran aktif oleh semua pihak sehingga deteksi dini atau skrining ini akan menjadi suatu kebutuhan untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas,” tegasnya.

Sementara Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Dewi Vironica menyampaikan kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina).

“Kanker ini terjadi karena infeksi Human Papilloma Virus (HPV) pada perempuan usia reproduksi. Infeksi dapat menetap, berkembang menjadi dispasi atau sembuh sempurna,” ujarnya.

Dewi menjelaskan pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Sedangkan secara lebih teliti menggunakan Papsmear.

Baca Juga :  Wabup Probolinggo Tutup Latsar CPNS Golongan III

“Proses terjadinya kanker leher rahim sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Masuknya mutagen yang dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase aktif metaplasia dapat berubah menjadi sel yang berpotensi ganas,” terangnya.

Lebih lanjut Dewi menerangkan perubahan ini biasanya terjadi di daerah transformasi. Sel yang mengalami mutasi disebut sel displastik dan kelainan epitelnya disebut displasia.

“Lesi displasia disebut lesi prankanker yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan IVA. Yaitu pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan bercak putih/aceto white epitelium,” pungkasnya. (yun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.