KILASJATIM.COM, Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa mulai Februari 2025, pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak lagi menggunakan mekanisme reimburse. Anggaran program tersebut akan langsung didistribusikan ke rekening mitra penyedia makanan.
“Kami sedang mengusahakan mulai Februari, bukan lagi reimburse, tetapi uang negara ada di rekening mitra,” kata Dadan, Minggu (26/1/2025).
Dadan menjelaskan, anggaran BGN baru dibuka blokirnya pada 6 Januari 2025, sedangkan program MBG diluncurkan pada hari yang sama. Akibatnya, dalam dua pekan pertama pelaksanaan, para mitra harus menggunakan dana pribadi terlebih dahulu sebelum mendapatkan penggantian dari pemerintah. “Dan kami sudah melakukan proses reimburse-nya,” tambah Dadan.
Program MBG telah berjalan di 31 provinsi di Indonesia dengan total 238 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi untuk menyediakan makanan bergizi. Pada tahap pertama pelaksanaan program, Januari hingga April 2025, ditargetkan 3 juta penerima manfaat. Target tersebut akan meningkat menjadi 6 juta penerima pada tahap kedua, yakni April hingga Agustus 2025.
Untuk mempercepat pencapaian target penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, BGN mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun. Awalnya, target ini direncanakan tercapai pada akhir tahun 2025, namun Presiden Prabowo meminta percepatan hingga September 2025.
“Karena Pak Presiden ingin melakukan percepatan-percepatan, maka dibutuhkan tambahan biaya. Pak Presiden bertanya kepada kami, berapa kalau September mulai dilaksanakan untuk 82,9 juta? Kami sampaikan tambahan Rp 100 triliun,” terang Dadan.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat yang membutuhkan, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi nasional. (den)
