Usai Pemilu 2024, Rupiah Tetap Menguat Hari Ini

oleh -322 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – Rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah naik dengan ekspektasi ekonomi Amerika Serikat (AS) akan tertekan dengan inflasi yang masih tinggi.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 22 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.582 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.604 per USD.

Imbal hasil Treasury AS turun pada perdagangan Rabu karena investor mencerna data inflasi terbaru dan mempertimbangkan dampaknya terhadap suku bunga. Imbal hasil Treasury 10 tahun terakhir hampir lima basis poin lebih rendah menjadi 4,26 persen, setelah naik sebanyak 15 basis poin pada perdagangan Selasa.

Imbal hasil Treasury dua tahun turun sekitar delapan basis poin menjadi 4,58 persen. Pada perdagangan Selasa, nilainya naik sebanyak 19 basis poin. Hasil dan harga bergerak berlawanan arah dan satu basis poin sama dengan 0,01 persen.

Imbal hasil Treasury melonjak pada perdagangan Selasa setelah pembacaan indeks harga konsumen bulan Januari lebih tinggi dari perkiraan.

Data tersebut memicu kekhawatiran baru penurunan suku bunga tidak akan dimulai dalam beberapa waktu ke depan dan kemungkinan penurunan suku bunga akan lebih sedikit dari perkiraan pada tahun ini.

Pejabat Federal Reserve AS dalam beberapa pekan terakhir menantikan data ekonomi untuk meningkatkan keyakinan mereka bahwa inflasi kembali ke kisaran target dua persen sebelum mengambil keputusan mengenai penurunan suku bunga.

Suku bunga tinggi berdampak ke ekonomi AS

Para pedagang terakhir memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada bulan Maret hanya sebesar 8,5 persen menurut alat FedWatch CME Group, turun dari sekitar 80 persen beberapa minggu lalu.

Baca Juga :  Layani Konektivitas Surabaya Raya, Gubernur Jatim Launching Bus TransJatim Koridor I

Dengan adanya ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, timbullah kekhawatiran baru bahwa kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penurunan perekonomian ketakutan yang terus ada di kalangan investor sejak siklus kenaikan suku bunga The Fed dimulai pada awal 2022.

Investor sekarang menantikan komentar baru dari pejabat Fed dan rilis data sepanjang minggu ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek suku bunga dan keadaan perekonomian terkini. (bbs/nic)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.