Upacara Sumpah Pemuda ke-94 di Madiun dan Surabaya

oleh -1712 Dilihat

KILASJATIM.COM, MADIUN: Upacara Hari Sumpah Pemuda digelar secara serentak di halaman Balai Kota Surabaya dan di Alun-alun Kabupaten Madiun, Jumat (28/10/2022).

Kabupaten Madiun sengaja dipilih oleh Pemprov Jatim sebagai lokasi pusat penyelenggaraan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini dengan alasan khusus.

Pasalnya Madiun memiliki sosok pemuda pencetak sejarah yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional Manifesto 1925 dan Konggres Pemuda II. Sosok tersebut adalah Prof Mr Sunario Sastrowardoyo.

Sunario pemuda kelahiran Madiun 28 Agustus 1902 diketahui aktif sebagai pengacara. Ia membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.

Ia menjadi penasihat panitia Kongres Pemuda II tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. Dalam kongres tersebut, Sunario menjadi pembicara dengan makalah Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.

Sedangkan di Surabaya, jajaran pemkot dan warga yang mendapatkan undangan terus berdatangan dengan memakai baju adat dari berbagai daerah di nusantara ini.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan peringatan Sumpah Pemuda bukanlah sebuah rutinitas tahunan untuk bernostalgia.

Melainkan harus menjadi pelecut semangat bersama untuk terus menggerakkan roda perjuangan pembangunan, mencapai cita-cita bersama, Indonesia maju.

Para pemuda dalam Sumpah Pemuda 1928, sebagian besar adalah bagian dari kaum aristokrat atau kaum terdidik yang mendapatkan pendidikan tinggi. Tidak sulit bagi mereka untuk dapat hidup mewah dan enak dibawah pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Tetapi mereka meninggalkan kesempatan bergelimang kemewahan material untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang kala itu masih sebuah cita-cita. Mereka meletakkan kepentingan diri sendiri, dan menguatkan kehendak dan tekad bersama untuk memerdekakan Indonesia.

“Saat ini, yang dibutuhkan Indonesia dan Jawa Timur adalah pemuda yang memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia. Jadilah agen perubahan, bukan pemuda rebahan dan mager,” ujarnya.

Baca Juga :  Bupati Salwa Arifin Lantik Pengawas Sekolah dan Kepala UPTD Bondowoso Secara Virtual

Khofifah mengatakan, Sumpah Pemuda diperingati agar seluruh elemen bangsa dapat menyingkap relevansi momen bersejarah tersebut dalam situasi kekinian.

Era dimana teknologi informasi begitu berkembang pesat yang tidak hanya membawa dampak positif, namun juga dampak negatif seperti informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme.

“Kita mengenang momen yang sangat bersejarah ini untuk menyadari bahwa karena mengingat sumbangsih para pemuda semenjak pra-kemerdekaan sangat berperan penting sebagai inisiator dan game changer bagi perubahan dan dinamika sosial berbangsa, maka jalannya pembangunan kita,” ujarnya.

Sedangkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi yang mengenakan pakaian adat Palembang warna merah membacakan sebuah puisi berjudul ‘Surabaya Bhinneka Tunggal Ika’.

Eri menjelaskan bahwa di momen Hari Sumpah Pemuda ini dia berharap di Kota Surabaya ini tidak ada lagi perbedaan suku, agama, dan ras.

Menurutnya, semuanya harus mengingat perjuangan para pahlawan dulu pada 10 November yang dengan gigih mempertahankan Indonesia, terutama Surabaya hingga akhirnya Kota Surabaya mendapatkan gelar Kota Pahlawan.

“Semua suku, ras, dan agama berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan di Kota Surabaya kala itu. Makanya, dengan hari Sumpah Pemuda ini, di hari kebangkitan pemuda ini, maka pemuda Surabaya harus menjadi garda terdepan dalam perubahan dan pembangunan Surabaya,” katanya.

Ia berharap semangatnya pemuda Surabaya harus bisa memperbaiki Kota Surabaya menjadi lebih hebat lagi ke depannya dan menjadi lebih baik lagi ke depannya.

“Jadi, kita sebagai para pemuda harus ingat pada sejarah, karena sejarah itu adalah ilmu yang harus kita pegang teguh. Kita tidak boleh melupakan sejarah bagaimana dulu para pahlawan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Semua pemuda, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, dan Jong Ambon serta pemuda di nusantara ini bersatu padu untuk mempertahankan dan merebut kemerdekaan. Itulah makna dan hakekat Sumpah Pemuda,” pungkasnya. kj7

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.