Menurut Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Sardjito (RSHS), Iwan Abdul Rachman, persiapan telah dimulai sejak Januari 2024. Hingga saat ini, RSHS hanya memberikan layanan telekonsultasi dan rawat jalan bagi pasien gangguan jiwa. “Kami menyadari bahwa kegagalan dalam Pemilu dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan, oleh karena itu, kami mempersiapkan ruangan rawat inap khusus untuk para caleg yang membutuhkan dukungan lebih intensif,” ujar Iwan.
Dokter Spesialis Jiwa RSHS, Santi Andayani, menjelaskan beberapa ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang mungkin dialami oleh para caleg yang tidak berhasil terpilih. Gejala tersebut termasuk mudah marah atau mengamuk, perasaan malu, dan stres yang berkepanjangan. “Kami akan memberikan perhatian khusus untuk membantu mereka mengatasi perasaan tersebut dan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan,” tambah Santi.
Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas layanan, Santi juga menawarkan opsi telekonsultasi melalui ponsel. Dengan metode ini, caleg yang mungkin malu untuk menjalani rawat jalan di rumah sakit dapat tetap mendapatkan bantuan melalui wawancara dan penilaian yang dilakukan secara virtual.
Rumah sakit lainnya di seluruh Indonesia juga dikabarkan telah mengambil langkah serupa untuk memastikan ketersediaan layanan kesehatan mental bagi para caleg yang membutuhkan. Melalui inisiatif ini, diharapkan para caleg yang menghadapi kegagalan dapat mendapatkan dukungan yang memadai untuk pulih secara psikologis. (den)