Polri: Jangan Percaya Calo, Rekrutmen Akpol Jelas dan Terbuka

oleh -597 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – Jumlah pendaftar Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun ini mencapai 8.016 orang. Polri mengingatkan tingginya minat masyarakat terhadap rekrutmen ini berpotensi dimanfaatkan oleh calo atau pihak tak bertanggung jawab yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan tertentu.

“Per hari ini jumlah pendaftar online untuk Akpol ada 8.016 orang. Jika dihitung secara keseluruhan, total pendaftar rekrutmen anggota Polri, termasuk Tamtama, Bintara, dan Akpol, mencapai 116.732 orang, dengan mayoritas berasal dari jalur Bintara,” ujar Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Dedi Prasetyo, dalam keterangan tertulis pada Jumat (28/2/2025).

Dedi menegaskan bahwa sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, proses masuk Akpol hanya melalui satu jalur, yakni jalur reguler. Dengan demikian, diharapkan hanya taruna yang benar-benar memenuhi kualifikasi yang akan lolos dan mampu menjalani pendidikan serta pelatihan di Akpol.

“Tahun ini, seperti tahun sebelumnya, tidak ada dikotomi atau friksi antara jalur rekrutmen proaktif (rekpro), jalur reguler, maupun kuota khusus,” tegas Dedi.

Untuk memastikan transparansi, setiap tahapan seleksi dilakukan secara terbuka, di mana para peserta dapat melihat langsung hasil ujian mereka. Nilai tes akan ditampilkan secara real-time di layar, sehingga peserta dapat mengetahui capaian mereka secara langsung.

“Misalnya, setelah tes renang, calon taruna bisa langsung melihat berapa detik waktu yang dicapai dan berapa nilainya. Begitu juga dengan tes lari dan tes lainnya. Semua nilai langsung keluar dan terpampang di layar,” jelas Dedi.

Proses seleksi ini telah menerapkan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis (Betah) sejak bertahun-tahun lalu. Dengan sistem ini, calon taruna bisa mengoreksi jika merasa ada ketidaksesuaian dalam penilaian mereka.

Baca Juga :  Peraih Piagam Adiwiyata dan Proklim Menjadi Mentor Sekolah dan Kampung di Surabaya

Hindari Calo dan Penipuan

Dedi mengingatkan agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh pihak-pihak yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan uang. Ia menegaskan bahwa rekrutmen anggota Polri hanya mengandalkan kemampuan individu tanpa ada campur tangan pihak luar.

“Kepada seluruh jajaran, kami minta terus mengedukasi masyarakat bahwa seleksi anggota Polri sangat bergantung pada kesiapan diri sendiri. Latihan dan persiapan yang matang adalah kunci utama,” ujar Dedi.

Ia juga menegaskan bahwa sudah banyak kasus di mana masyarakat tertipu oleh calo, membayar sejumlah uang, tetapi akhirnya tetap gagal dalam seleksi.

Berikut tahapan seleksi Akpol di tingkat panitia daerah:

  1. Pemeriksaan administrasi awal (kualitatif)
  2. Pemeriksaan kesehatan tahap I (kualitatif)
  3. Tes psikologi tahap I dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) (kuantitatif dan kualitatif)
  4. Tes akademik tahap I dengan sistem CAT (kuantitatif), meliputi:
    • Pengetahuan umum (termasuk UU Kepolisian)
    • Wawasan kebangsaan (UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, wawasan nusantara, dan kewarganegaraan)
    • Tes penalaran numerik
    • Bahasa Indonesia
  5. Tes EKG (kualitatif)
  6. Uji kemampuan jasmani (kesamaptaan A, B, dan renang) serta pemeriksaan antropometrik (kualitatif dan kuantitatif)
  7. Sidang penetapan untuk pemeriksaan kesehatan tahap II
  8. Pemeriksaan kesehatan tahap II (kualitatif)
  9. Pendalaman PMK dan tes psikologi tahap II dengan wawancara (kualitatif)
  10. Pemeriksaan administrasi akhir (kualitatif)
  11. Sidang terbuka penetapan kelulusan tingkat daerah

Tahapan seleksi di tingkat panitia pusat:

  1. Pemeriksaan administrasi (kualitatif)
  2. Pemeriksaan kesehatan tahap I dan II (kualitatif)
  3. Pemeriksaan mental dan ideologi dengan CAT
  4. Tes akademik meliputi Tes Potensi Akademik (TPA) dan Bahasa Inggris menggunakan CAT (kuantitatif)
  5. Tes psikologi wawancara (kualitatif)
  6. Pendalaman PMK (kualitatif)
  7. Tes kesamaptaan jasmani (kesamaptaan A, B, dan renang) serta pemeriksaan antropometrik (kualitatif dan kuantitatif)
  8. Pemeriksaan penampilan (kualitatif)
  9. Sidang terbuka kelulusan tingkat pusat
Baca Juga :  Polri Ungkap Kasus Deepfake Catut Nama Pejabat Negara, Satu Tersangka Baru Ditangkap

Dengan adanya sistem seleksi yang transparan ini, Polri berharap masyarakat semakin sadar bahwa kunci utama untuk lolos rekrutmen adalah usaha dan kemampuan diri sendiri, bukan dengan mengandalkan calo atau pihak yang menjanjikan jalan pintas. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.