KILASJATIM.COM, Jombang – Petani di Kabupaten Jombang menyambut positif kebijakan pemerintah terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Padi tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram. Namun, mereka berharap kebijakan ini dapat benar-benar dirasakan secara langsung oleh petani di lapangan.
Suradi, seorang tokoh petani dari Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, HPP Padi ditetapkan sebesar Rp 6.000 per kilogram. Namun, dalam praktiknya, harga pembelian gabah di tingkat petani hanya berkisar antara Rp 5.200 hingga Rp 5.400 per kilogram.
“Paling mahal itu pun dibeli tengkulak. Kebanyakan petani lebih memilih menjual ke tengkulak karena pembayarannya langsung tunai dan tidak ribet,” ujar Suradi, Senin (27/01).
Suradi menyambut baik keputusan pemerintah yang menetapkan HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram. Meski demikian, ia menegaskan pentingnya agar kebijakan ini bisa benar-benar dinikmati oleh para petani tanpa banyak hambatan.
“Tapi alangkah lebih baik lagi kalau HPP ini bisa langsung dirasakan oleh petani tanpa banyak ‘mampir’ ke pihak lain,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, “Jangan sampai HPP Rp 6.500 per kilogram ini hanya menjadi angka yang indah di atas kertas. Kebijakan ini harus dikawal agar bisa terlaksana sesuai harapan.”
Suradi berharap pemerintah mengoptimalkan perangkat kerja yang sudah ada untuk memastikan realisasi kebijakan ini di lapangan.
Sementara itu, di Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, petani bernama Mulyono menyampaikan bahwa harga gabah saat panen saat ini mencapai Rp 6.500 per kilogram.
“Kalau tahun kemarin, saat musim kemarau, harga gabah pernah mencapai Rp 6.850 per kilogram,” jelas Mulyono.
Ia juga mengungkapkan bahwa para petani lebih memilih menjual gabah mereka ke tengkulak dari luar daerah, seperti Banyuwangi, yang berani menawarkan harga lebih tinggi dibanding tengkulak lokal.
“Kalau tengkulak di sini tidak mampu bersaing. Makanya banyak petani yang menjual ke tengkulak luar,” tambah Mulyono.
Sebagai informasi, mayoritas tanaman padi di Kecamatan Kesamben saat ini berusia sekitar 20 hari ke atas. Sementara itu, di beberapa area, seperti Desa Jombatan, sejumlah petani sudah mulai memasuki masa panen. (fat)