Pemkab Malang Bekali Penderita Kusta dengan Keterampilan Bermanfaat

oleh -473 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum memahami tentang penyakit kusta. Penyakit ini kerap dianggap sebagai kutukan dari Tuhan, sehingga menimbulkan stigma negatif terhadap para penderitanya. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat menjadi sangat penting agar stigma ini dapat dihapuskan.

Stigma muncul karena masyarakat memandang sesuatu sebagai penyimpangan, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap penderita kusta. Untuk mengatasi hal ini, Wakil Bupati (Wabup) Malang, Didik Gatoto Subroto, dalam peringatan Hari Kusta Sedunia pada Kamis (30/1), mengajak masyarakat untuk menghilangkan stigma terhadap penyintas kusta.

Menurutnya, penyakit kusta tidak lagi menular setelah penderita menjalani pengobatan yang tepat. Dengan pengobatan yang sesuai, virus penyebab kusta akan mati dan tidak lagi dapat menular. Oleh karena itu, masyarakat perlu memberikan ruang bagi penderita kusta agar dapat berbaur tanpa diskriminasi.

“Dulu, penderita kusta sering dikucilkan bahkan dipisahkan dari keluarganya. Namun, dengan perkembangan medis, termasuk vaksin dan obat-obatan, kusta kini dapat diatasi, sehingga para penyintas bisa hidup normal di tengah masyarakat,” ujar Didik Gatoto Subroto.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus berupaya memberdayakan penyintas kusta dengan memberikan pelatihan keterampilan sesuai kemampuan mereka. Selain itu, pemerintah juga menyediakan alat bantu bagi mereka yang mengalami disabilitas akibat penyakit tersebut. Fasilitas ini diberikan agar para penyintas bisa mandiri, berkarya, dan tidak merasa dikucilkan, sehingga dapat kembali berbaur dengan masyarakat.

“Data yang kita miliki menunjukkan bahwa jumlah penderita kusta di Kabupaten Malang terus menurun. Meski begitu, Pemkab Malang melalui Dinas Kesehatan tetap melakukan pengendalian dan pencegahan agar penyakit ini tidak menyebar kembali,” tambahnya.

Baca Juga :  Akibat Banjir Bandang, Pemkab Malang Siapkan Anggaran Rp 2 Miliar Untuk Perbaikan 4 Jembatan

Di tempat terpisah, pemilik Rumah Sakit (RS) Wajak Husada, drh. Puguh Wiji Pamungkas, menegaskan bahwa untuk mengubah stigma masyarakat, diperlukan pemahaman yang benar tentang penyakit kusta. Masyarakat perlu mengetahui apa itu kusta, bagaimana ciri-cirinya, serta cara penularannya.

“Dengan pemahaman yang benar, stigma terhadap penderita kusta akan berkurang secara otomatis. Kita juga harus terus mengingatkan bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan dari Tuhan, melainkan disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Penyakit ini tidak mudah menular dan dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat,” jelas Puguh, yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Puguh juga menekankan pentingnya dukungan moral bagi penderita kusta. Menurutnya, mereka tidak hanya membutuhkan pengobatan medis, tetapi juga penerimaan dari lingkungan sekitar.

“Mereka juga manusia yang membutuhkan interaksi sosial. Dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat, kita dapat membantu penderita kusta agar diterima dalam lingkungan mereka. Harapannya, masyarakat tidak menjauhi penderita kusta, sehingga mereka tidak merasa diasingkan,” tandasnya. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.