KILASJATIM.COM, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan Hacking Day 5.0, sebuah pelatihan untuk memberikan pemahaman dasar tentang keamanan siber kepada pengguna teknologi digital di wilayah setempat. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan pelajar, mahasiswa, dan pegiat digital dari kalangan umum, kali ini kegiatan tersebut juga mengundang partisipasi dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) daerah.
Acara yang berlangsung selama dua hari, Rabu hingga Kamis (30-31/10), ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Hacking Day 5.0 diikuti oleh 200 ASN Banyuwangi yang berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD).
“Pengetahuan dasar tentang keamanan siber sangat penting bagi ASN, mengingat hampir seluruh pelayanan publik kini telah memanfaatkan teknologi digital. Setidaknya, mereka memiliki dasar pengetahuan untuk meminimalisir risiko serangan siber,” ungkap Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah pada Kamis (31/10).
Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Banyuwangi, Budi Santoso, menambahkan bahwa Hacking Day 5.0 kali ini mengusung konsep Security Awareness Training. Konsep ini bertujuan untuk membekali ASN dengan kemampuan mengenali dan menghindari ancaman siber yang mungkin dihadapi sehari-hari, seperti serangan phishing, malware, maupun kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia.
“Dengan memahami berbagai potensi ancaman siber, diharapkan risiko peretasan serta kebocoran data pemerintah dan publik dapat diminimalisir. Dalam pelatihan ini, peserta juga diajarkan cara mengelola data dengan aman,” jelas Budi.
Dalam acara ini, Pemkab Banyuwangi menghadirkan dua narasumber dari Politeknik Siber dan Sandi Negara, yaitu Dr. Amiruddin, seorang Lektor Kepala, serta Aldimas Chatra Firdiansyah, Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Pertama di Politeknik Siber dan Sandi Negara.
Para narasumber memberikan berbagai materi tentang keamanan siber, termasuk “10 Langkah Penting dalam Keamanan Siber” yang mencakup pendidikan dan kesadaran pengguna, pengelolaan aset, pengelolaan kerentanan, keamanan data, hingga pengelolaan insiden siber.
Beberapa tips juga diberikan kepada para peserta untuk menghindari serangan siber, seperti penggunaan antivirus dan firewall, memperbarui perangkat lunak secara berkala, rutin melakukan backup data, serta bijak dalam menggunakan Wi-Fi publik.
“Selain itu, mereka juga memberikan saran teknis terkait pencegahan serangan siber,” tutup Budi