Pandemi, Ubah Kebiasaan Masyarakat Mulai dari Bisnis Secara Online

oleh -702 Dilihat

CEO and Co Founder CIAS Indrawan Nugroho dalam seminar yang digelar Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Jatim Rabu (24/8/2022)

KILASJATIM.COM, Surabaya – Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Jatim menggelar serangkaian acara selama dua hari (24 – 25 Agustus 2022) mulai dari seminar nasional tema Business Digital Insight “Tantangan dan Potensi Bisnis Digital” kemudian Call for Paper, yaitu panggilan kepada para akademis maupun peneliti yang ingin memasukkan artikelnya untuk dipublikasikan proceeding atau jurnal bagi Best paper.

Kegiatan ditutup dengan City Tour dan Pengabdian Masyarakat. City tour diadakan di Tugu Pahlawan dan Balai Pemuda kemudian dilanjutkan dengan pengabdian masyarakat di Surabaya Kriya Galeri Merr dengan tema “Mengangkat Potensi Lokal Kota Surabaya.

Yang menarik dari kegiatan SENAMA 2022 tersampaikan dalam seminar bahwa di era digital seperti sekarang ini, penjualan melalui jalur online bukan menjadi satu-satunya cara untuk mengembangkan usaha.

“Justru yang mendatangkan uang sekarang ini adalah Omnichannel yang dianggap lebih tepat untuk dijalankan. Omnichannel ini bisa disebut new game changer yang menggabungkan beberapa channel yaitu online maupun offline. Ini menunjukkan bahwa bisnis offline masih diminati pebisnis,” kata CEO JETE Indonesia, Jhonny Thio Doran saat menjadi pembicara dalam Senama Digital Business Insight : “Tantangan dan Potensi Bisnis Digital” yang diselenggarakan Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Jatim, Rabu (24/8/2022) di Surabaya.

Jhonny mengatakan, ada banyak perubahan yang terjadi di masyarakat di masa pandemi seperti mulai terbiasa bekerja dari rumah atau dari mana saja, virtual meeting serta pesan makanan dan belanja secara online.

Baca Juga :  Bank Jatim Resmikan Gedung Baru Capem Porong , Siap Dengan Layanan Optimal ke Masyarakat

Sedangkan CEO and Co Founder CIAS Indrawan Nugroho menyampaikan secara virtual, menurutnya pandemi mengakselerasi adopsi penggunaan teknologi digital hingga empat tahun lebih cepat.

” Semakin boomingnya Youtube, Amazon, Twitter, Uber yang menghidupkan ekspektasi masyarakat.Kita tidak bisa lagi bekerja dengan cara lama. Masyarakat terlanjur terdidik dengan aplikasi-aplikasi yang memudahkan hidup mereka. Karena itu semua bidang usaha harus mengenal customernya dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumennya,” papar Indrawan.

Menurutnya, siapa yang bisa mengenali kebutuhan dan menyelesaikan masalah konsumenlah yang akan memenangkan persaingan.

Praktisi Big data sekaligus Dosen FISIP UPN Jawa Timur, Catur Suratnoaji berpendapat yang tidak kalah penting adalah keberadaan big data. Pengolahan data yang tepat bisa menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan. Termasuk dalam perdagangan atau dunia usaha umumnya.

”Big data sangat penting di era sekarang ini sehingga kita bisa mengetahui apa yang sedang menjadi pembicaraan di dunia maya. Tidak hanya soal viral, perlu diperhatikan juga tone-nya, apakah viralnya ini positif atau negatif,” pungkas Catur Suratnoaji. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.