Surabaya, kilasjatim.com: Hangat, begitulah gambaran ketika Ketua PBNU sekaligus Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ikut halal bi halal bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Gedung Negara Grahadi, Selasa 11 Juni 2019.
Gus Ipul tiba di Grahadi tepat pukul 10.00 WIB dan menjadi tamu terakhir Gubernur Khofifah karena halal bi halal di Grahadi digelar mulai pukul 08.00-10.00 WIB.
Gus Ipul tiba dan langsung disambut Emil Dardak bersama Istri Arumi Bachsim. Mereka bertiga lantas ngobrol ringan sebelum kemudian Khofifah datang ikut nimbrung satu meja dengan mereka.
Ketiganya tampak ngobrol santai. Beragam topik mereka bahas mulai dari isu-isu politik terkini hingga guyonan-guyonan khas pesantren.
Salah satu yang dibahas tentang revitalisasi makam. Pembahasan makam ini bermula ketika Gus Ipul menceritakan revitalisasi makam yang ada di Dusun Jeruk, Ledug, Pasuruan atau berada di areal wisata halal Ngopibareng Pintulangit. “Umumnya makam belum menjadi perhatian. Biasanya rimbun dan terkesan angker. Padahal makam adalah rumah masa depan kita semua,” kata Gus Ipul.
Di Ledug, Gus Ipul mencontohkan upayanya mengubah makam dari kesan angker menjadi sangat indah dan membuat warga betah berdoa di dalam kompleks makam bahkan menjadi arena selfie.
Di makam Ledug sendiri seluruh batu nisan diganti dengan baru dan seragam. Selain itu, rumput makam diganti rumput taman. Lampu-lampu hias juga dipasang di pepohonan besar yang ada di sekitar makam. Tempat khusus berdoa bagi peziarah, tempat parkir, toilet serta kantor pengelola makam juga dibangun melengkapi kesan indah makam.
Problem makam umum menurut Gus Ipul cukup serius dan memerlukan perhatian khusus. Apalagi saat ini juga sering ditemukan gesekan sosial soal boleh tidaknya warga tertentu dimakamkan di sebuah kompleks makam.
“Soal siapa yang boleh dimakamkan dan siapa yang tidak boleh dan masalah lahan yang menyempit. Jadi pemerintah harus ikut mengatur soal makam ini,” kata Gus Ipul.
Sementara itu, Khofifah sendiri ternyata juga punya pandangan yang sama, Khofifah bahkan sempat mengeluhkan soal makam ini. “Saya itu mau bersihkan makam keluarga saja perlu proses yang panjang,” kata Khofifah.
Karenanya, Khofifah setuju pemerintah punya perhatian lebih terhadap pengelolaan makam melalui kebijakan yang tepat dan pemberian anggaran melalui dana desa. “Ini memang wewenang kabupaten/kota. Tapi makam memang harus distandarisasi,” ujarnya. kj1