Foto: Tqi
KILASJATIM.COM, Malang – Yang menjadi pertanyaan mengapa pelaku pembullyan atau perundungan adalah anak orang kaya. Bapaknya pejabat, pengusaha, anggota Polisi, DPR atau apa saja yang bergaji selangit. Begitu obrolan malam yang bersambung saat sarapan pagi, Rabu (21/2/2024).
Seperti perundungan yang terjadi pada siswa SMA Binus School Bumi Serpong Damai. Yang terjadi pada Selasa (13/2/2024) di Warung Ibu Gaul oleh Geng TAI. Komplotan yang sudah ada sejak sembilan generasi, beranggotakan kakak kelas dan menganiaya adik kelas.
“Kenapa anak orang kaya nakal-nakal dan sok berkuasa? Menjijikkan,” kata Jingga.
“Iyalah orang tuanya duitnya banyak. Full fasilitas, belum minta sudah diberi uang, kendaraan, sopir, apalagi barang branded pasti. Pantas mereka begitu,” Bulan menimpali.
Bersahutan mereka membicarakan perundungan yang korban masih terbaring di rumah sakit. Sedang pelakunya yang satu diantaranya anak selebritis biasa mengisi acara di stasiun televisi swasta. Konon ada juga anak seorang dokter dan pejabat keamanan.
Obrolan kakak beradik itu sampai pada saya. Ia meminta pendapat, mengapa semua bisa terjadi.
“Karena bapaknya pejabat, punya kuasa. Otomatis bawaannya hormat sama atasan. Sebab itu anaknya ikut dihormati, terbawa jabatan orang tuanya. Itu yang disalah gunakan, merasa ikut sok berkuasa jadi seenaknya menuntut dihormati. Meski ia bukan siapa-siapa. Ditambah circle pertemanan yang sama. Jadilah koloni yang menindas teman dibawahnya yang dianggap tidak selevel,” kata saya sambil menyiapkan bekal, telur dadar, sayur lada dan sambel geprek.
Kasus perundungan yang dilakukan oleh anak pejabat bukan hanya sekali. Tengok saja kasus Mario Dandy Satriyo, putra mantan Kepala Bagian Umum DJP Kanwil Jakarta Selatan, Rafael Alun Trisambodo yang menghajar David Ozora putra aktivis GP Ansor Jonathan Latumahina yang terjadi 20 Februari tahun lalu.
Juga kasus Gregorius Ronald Tannur anak anggota DPR RI, Edward Tannur dengan sadis membunuh pacarnya DSA dengan memukul kepala nya dengan botol, menghajar dan melindas anggota tubuhnya dengan mobil pada Oktober 2023 lalu. Dan, masih banyak lagi.
“Benar mereka punya turunan kekuasaan dan uang dari orang tua. Pantas begitu, mungkin orang tuanya tak ingin anaknya kekurangan dikasih uang berlimpah,” katanya.
“Mereka biasa beli fasilitas. Jadi tidak menghargai sekitar,” Jingga menimpali.
“Benar,” saya membenarkan apa yang mereka sampaikan. Sambil menyerahkan dia tempat makan dan siap berangkat sekolah.
“Emmm, apa presiden kita juga begitu?” tanya Jingga. (tqi)