Mencegah Bullying Harus Dimulai dari Sekolah

oleh -546 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Tidak mudah menghapus budaya anti perundungan (bullying) khususnya di dunia pendidikan. Seakan-akan bullying itu sudah dianggap sebagai hal lumrah dan bisa dimaklumi. Padahal kedepan bullying dapat memberikan dampak negatif yang luar biasa. Demikian dijelaskan oleh Phillip Bebb, EPP & GEDSI Manager Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).

Hal ini disampaikan Phillip dalam acara Silatnas 2 Simposium International Pokjawas dari 34 provinsi dengan jumlah peserta sebanyak 1.070 pengawas yang berlangsung di Asrama Haji Sukolilo Surabaya beberapa waktu lalu.

Phillip menjelaskan jenis-jenis perundungan yang terjadi setiap saat namun tidak disadari oleh kita. Mulai kekerasan secara langsung, menyebarkan berita yang tidak benar, mengolok-olok kelemahan orang, kekerasan psikologis, bentuk caci maki yang saat ini marak di medsos, pemanggilan nama orang yang diidentikkan dengan sesuatu yang negatif dan masih banyak lagi.

Satuan pendidikan seperti sekolah / kampus, menurut Phillip bahkan sering menjadi pusat bullying secara berantai yang sulit untuk dihilangkan.

“Bisa jadi bullying tidak hanya dilakukan antar siswa namun guru ke siswa marak dijumpai,” ungkapnya.

Lalu bagaimana mengatasi bullying? Haruskah korban membalas dengan perlakuan yang sama yang dia terima?

Phillip menjelaskan, kunci agar bullying tidak terjadi adalah memberikan pemahaman dan sikap yang baik dan saling menghormati sejak anak masuk sekolah. Sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, siswa, dan orangtua harus bahu membahu menghapuskan bullying. Beruntungnya INOVASI menurut Phillip telah mengembangkan 10 SD di Sidoarjo dalam implementasi sekolah responsif gender. INOVASI juga bekerjasama dengan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang dalam pengembangan mpdul penguatan karakter unggul berbasis. Aswaja. Guru dilatih untuk memahami peran gender dalam setiap kegiatan belajar mengajar tanpa membeda-bedakan siswa laki-laki maupun perempuan, dan selalu memberikan pemahaman terkait anti bullying.

Baca Juga :  Peluang Bagi Generasi Kreatif, Dari Jendela SMP” Smartfren Hadirkan Inovasi Program UN1TY FrenZone Challenge

Guru harus mengupdate pemahaman tentang bullying dan dampaknya baik itu melalui pelatihan guru dan mencari di media lain tentang penanganan bullying di sekolah. Sekolah / madrasah

“Intinya semua pihak harus terlibat mengatasi bullying,” jelasnya.

Indonesia harus bersyukur anti perundungan telah menjadi kebijakan setingkat menteri. “Di tempat asal saya di Inggris bahkan belum ada kebijakan terkait anti perundungan di tingkat nasional. Disana yang ada sekolah membuat aturan anti perundungan,” jelasnya.

Guru menjadi garda terdepan yang dapat memberantas bullying yang terus berlangsung di sekolah / madrasah. “Bullying mengikuti pembiasaan anak. Anak yang tidak terbiasa melakukan bullying maka dia tidak akan melakukan itu seterusnya. Guru jangan bosan-bosan mengingatkan agar siswa tidak melakukan bullying,” terangnya. mar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.