KILASJATIM.COM, Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengadakan Technical Assistant dengan berbagi pengalaman dalam likuidasi bank dan penanganan klaim penjaminan simpanan di Indonesia tujuannya meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penanganan bank di Indonesia dan negara masing-masing peserta.
Technical Assistant diselenggarakan di Bali pada tanggal 6 November 2022 dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia.
Hadir sebagai peserta dalam kegiatan Technical Asisstant yakni perwakilan dari lembaga penjamin (deposit insurance) beberapa negara yakni Thailand, Vietnam, Laos dan Ghana.
Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank Suwandi mengatakan, diskusi pada kegiatan ini sangat penting bagi semua yang berperan sebagai lembaga penjamin simpanan di negaranya masing-masing.
” Kami berharap program tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita bersama serta bermanfaat bagi pengembangan sistem penjaminan simpanan,” ujar Suwandi pada pembukaan acara dihadapan peserta kegiatan Technical Assistance 2022 on Liquidation, Claim Reimbursement & Asset Management, Minggu (6/11/2022).
Suwandi berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk saling bertukar pikiran antar otoritas penjamin simpanan demi penyempurnaan strategi dan kebijakan penanganan bank baik di indonesia maupun masing-masing negara.
“Selain itu, kami juga berharap semoga kegiatan ini dapat mendukung peningkatan layanan yang prima kepada nasabah dan menjaga kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di negara masing-masing,” pungkasnya.
Kwesi Attobrah , Head Operation and Techonology Ghana Deposit Protection Corporation (Lembaga Penjamin Simpanan Ghana) menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para peserta.
“Disini kami dapat mempelajari lebih detil pelaksanaan penanganan bank khususnya proses pembayaran klaim penjaminan simpanan kepada nasabah bank yang dilikuidasi,” jelasnya.
Senada dengan Kwesi, Suebsakul Kasikrama, Vice President, Liquidation Department Deposit Protection Agency Thailand (Lembaga Penjamin Simpanan Thailand) mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat berguna mengingat LPS Thailand belum memiliki pengalaman melikuidasi bank.
“Kami dapat belajar dari Indonesia yang telah memiliki pengalaman tersebut,” ujarnya.
Suebsakul juga menilai bahwa kegiatan kunjungan langsung ke bank yang sedang ditangani LPS sangat bermanfaat dimana para peserta mendapatkan gambaran mengenai bagaimana proses likuidasi bank berjalan.
LPS memaparkan beberapa topik penanganan bank untuk didiskusikan yakni pengalaman mengenai proses pelaksanaan likuidasi bank, penanganan klaim penjaminan simpanan dan pengelolaan aset bank pasca likuidasi.
Selain memaparkan pengalamannya, LPS juga mengundang peserta untuk melakukan kunjungan ke salah satu bank yang sedang dalam penangananan LPS yakni PT BPR Sewu Bali DL (Dalam Likuidasi) untuk melihat langsung bagaimana proses penanganan dilaksanakan. (kj2)