Kurangi Sampah Organik Berakhir di TPA, Pemkot Mojokerto Gelar Bimtek Budidaya Maggot

oleh -469 Dilihat

Foto: Ist/Pemkot Mojokerto

KILASJATIM.COM, Mojokerto – Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya larva lalat Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Kegiatan ini adalah salah satu upaya mengurangi sampah organik sisa makanan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan.

“Sebisa mungkin kita harus meminimalisir jumlah sampah residu yang diangkut ke TPA. Untuk sampah anorganik, kita arahkan ke bank sampah. Sedangkan untuk sampah organik, masyarakat bisa ikut terlibat dengan budidaya maggot,” ujar Plt. DLH Amin Wachid, Senin (16/10).

Lebih lanjut, total ada 174 warga se-Kota Mojokerto dilibatkan. Jumlah tersebut terbagi dalam 3 kelompok dan berlangsung di Kantor Kelurahan Prajurit Kulon pada 12, 13, dan 16 Oktober 2023, dengan menghadirkan narasumber dari Universitas Brawijaya dan praktisi pembudidaya maggot.

“Berikutnya warga di tiap RW akan didorong untuk budidaya maggot. Dengan demikian, diharapkan sampah organik sisa makanan habis dari rumah karena digunakan utk pakan maggot,” papar Amin.

Sebagai informasi, tiap 1 kg maggot dapat menghabiskan 2-5 kg sampah organik sisa makanan per hari. Nantinya maggot dapat dipanen untuk pakan ternak seperti unggas maupun untuk ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi.

“Dari segi ekonomi, ini juga menguntungkan. Maggot bisa dijual untuk pakan ternak, ikan, dan burung sehingga bisa menambah pendapatan masyarakat yang membudidayakannya. Ini adalah bagian ekonomi sirkular yang bisa diperoleh dari pengelolaan sampah secara bijak,” tambah Amin.

Perlu diketahui, mengurangi sampah organik menjadi sangat penting dilakukan. Mengingat pada umumnya, sampah organik dibuang dalam wadah tertutup agar tidak bau dan tercecer. Hal itu menyebabkan pembusukan anaerobik (tanpa oksigen) yang kemudian menghasilkan gas metana.

Baca Juga :  Dishub Kota Malang Wacanakan Parkir Nontunai di Kayutangan Heritage

Gas metana yang tertimbun di TPA ini akan berdampak negatif bagi lingkungan. Gas metana merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang mendorong pemanasan global. Selain itu, apabila cuaca panas rentan menjadi sumber api. (bkj)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.