Kominfo Ajak Santri Terapkan Komunikasi Efektif dan Toleransi

oleh -248 Dilihat

KILASJATIM.COM, MAGETAN – Dalam mewujudkan komunikasi yang efektif dibutuhkan pemahaman bersama baik dari bahasa verbal maupun bahasa nonverbal. Hal tersebut disampaikan oleh Henri Subiakto, Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, yang menjadi narasumber dalam Forum Sosialisasi Santri Masa Kini: Beriman, Produktif, Optimis yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Rabu, (26/7/2023) di Pondok Pesantren Al-Fatah, Magetan, Jawa Timur.

Dijelaskan Henri, dalam komunikasi, manusia perlu menyampaikan informasi lebih lengkap agar orang lain yang menjadi lawan bicara tidak keliru memahami. Hal tersebut juga termasuk dalam konteks bernegara. “Indonesia milik kita bersama, bukan hanya milik pemerintah. Oleh karena itu, pemahaman bersama mengenai hal ini menjadi penting,” ujar Henri.

Selain itu, Henri juga memberikan penjelasan tentang pemahaman terhadap toleransi yang berarti menghormati ciptaan Allah yang berbeda-beda. Indonesia pun juga nerepkan nilai toleran yang sama, yaitu menghormati perbedaan sebagai ciptaan Tuhan, “Sepanjang tidak menggangu atau membuat kita dirugikan, kita harus tetap toleran. Manusia itu memiliki kebebasan tetapi tidak boleh merugikan orang lain,” jelasnya.

Penjelasan Henri didukung pula oleh Mulwi Barli Musaddad, Kepala Madrasah Aliyah Al-Fatah, yang menjelaskan bahwa dalam Islam, komunikasi sangat penting. Terbukti dari wahyu kedua yang disampaikan Allah kepada Nabi adalah tentang komunikasi.

“Wahyu pertama adalah Iqra. Tentang pengisian diri sebelum berkomunikasi. Baca dulu. Sementara wahyu kedua adalah tentang memberi peringatan. Bagaimana cara memberi peringatan tanpa adanya komunikasi yang baik? Jadi, tidak ada orang Islam yang nggak belajar komunikasi yang baik,” kata Mulwi.

Dikatakan Mulwi pula, komunikasi yang baik sangat vital dan penting bagi santri untuk tujuan dakwah. “Sebaik apapun isi dakwah, kalau tidak disampaikan dengan komunikasi yang baik dan dikemas dengan packaging yang bagus, orang tidak akan dengar dan tidak akan suka. Sebaliknya, ajaran sesat yang intoleran, ketika dibungkus dengan keren, orang malah suka. Ini menjadi tugas kita sebagai pelajar agama harus belajar komunikasi yang baik,” tegas Mulwi lagi.

Baca Juga :  KPPU Temui Mendagri  Sampaikan Strategi Kebijakan Persaingan Usaha di Daerah

Di sisi lain, Syukur A. Mirhan, Pusdatin Pondok Pesantren Al-Fatah menjelaskan dalam pemanfaatan teknologi, santri harus tetap menyadari tujuan awal ingin menjadi ulama. ”Tujuan kita adalah menjadi ulama. Keperluan dengan media adalah berdakwah, artinya antara tujuan dengan keperluan tetap harus ditegaskan dimanfaatkan sebagai media. Tujuan sebagai ulama harus sejalan meskipun menggunakan media online saat ini. Teknologi tetap harus dimanfaatkan.” Kata Syukur.

Kegiatan Forum Sosialisasi Santri Masa Kini: Beriman, Produktif, Optimis, merupakan bagian dari rangkaian forum yang digelar Kominfo untuk mendorong semangat kebangsaan, pemberdayaan dan literasi digital di kalangan generasi muda. Dihadiri oleh ratusan Mahasantri Ponpes Al-Fatah ini, kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Magetan, Suprawoto yang menyampaikan tentang pentingnya memiliki rasa bangga terhadap negara, mau berkorban dan bersatu untuk kemajuan bersama.

Turut juga hadir Plt Direktur Informasi dan Komunikasi Politik Hukum dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Sumiati, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Magetan, Cahaya Wijaya dan Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Direktoran Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Kominfo, Dikdik Sadaka. edi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News