Kolaborasi Dexa Group dan BKKBN Edukasi 1000 Bidan di Jawa Timur Untuk Turunkan Stunting

oleh -977 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA: Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024. Untuk itu, Dexa Group berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan para bidan di Provinsi Jawa Timur.

“Pada kesempatan kali ini juga mengucapkan terima kasih kepada mitra, Dexa Group, yang dalam hal ini selalu membersamai bidan dan BKKBN untuk berkegiatan sosial kemasyarakatan dan juga kegiatan edukasi. Kami ucapkan terima kasih, tepuk tangan juga untuk Dexa Ini yang luar biasa selalu bermitra dengan kita,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bapak dr. Hasto Wardoyo dalam acara yang digelar di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/2/2023).

Hasto kemudian menjelaskan pentingnya pencegahan stunting sejak masa kehamilan. Para bidan yang masuk dalam Tim Pendamping Keluarga, kata Bapak Hasto, harus bisa mendampingi dan mengedukasi keluarga sejak masa kehamilan. “Bidan memang bukan segala-galanya, tapi tanpa bidan BKKBN tidak ada apa-apanya,” imbuh beliau.

Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Provinsi Jawa Timur Ibu Khofifah Indra Parawansa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Bapak Dr. Erwin Astha Triyono, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Pusat Ibu Dr. Emi Nurjasmi, Ketua IBI Jawa Timur Ibu Hj. Lestari, dan Presiden Direktur Dexa Medica Bapak V. Hery Sutanto.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa menyatakan prevalensi stunting di provinsinya turun dari angka 23,50% pada 2021 menjadi 19,2% pada 2022. Kota Surabaya menjadi wilayah dengan prevalensi stunting paling rendah di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yakni 4,8%. IbuKhofifah menekankan pentingnya mencegah stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan juga Angka Kematian Bayi (AKB).

Baca Juga :  PKS Jatim : Dari 24 Peserta Lomba Baca Kitab Kuning, 7 Diantaranya Putri

“Bahwa isu prioritas dalam mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing adalah upaya penurunan AKI dan AKB, kedua adalah meningkatkan kualitas SDM melalui penurunan stunting,” jelas Khofifah. Khofifah kemudian mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting. Ia berharap pihak perguruan tinggi juga terlibat aktif dalam upaya menurunkan prevalensi stunting.

“Kami berharap bahwa target nasional 14% bisa dicapai dengan kerja keras, sinergitas yang luar biasa. Support Dexa Medica, seiring dengan pasukan bidan se-Jawa Timur, Insya Allah bersama kita bisa,” imbuh Khofifah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dr. Erwin Astha Triyono mengatakan ada
empat tantangan dalam penurunan stunting yakni minimnya anggaran, distribusi dalam hal ini jumlah dan kompetensi dan komitmen Sumber Daya Masyarakat Kesehatan dalam
melaporkan data, belum optimalnya koordinasi dan kolaborasi intervensi gizi spesifik dan sensitif, serta masih minimnya advokasi, kampanye, dan diseminasi terkait stunting dan upaya pencegahannya.

“Karenanya sebagai rekomendasi, kita pastikan bulan timbang, mendorong pergerakan masyarakat ke posyandu semaksimal mungkin, kalau bisa lebih dari 80% anggaran kita akan coba dorong supaya pemerintah provinsi, kabupaten/kota bisa menganggarkan dalam jumlah cukup, dan yang terakhir adalah pentahelix untuk koordinasi,” kata Dr. Erwin Astha.

Presiden Direktur PT Dexa Medica V. Hery Sutanto menyampaikan komitmen Dexa
Group untuk berperan aktif mendukung percepatan penanganan stunting di Indonesia. “Dexa Group dan Argon Group, bersama platform Teman Bumil–platform untuk ibu hamil terbesar di Indonesia–kita bergotong royong. Harus bergotong royong untuk menangani stunting. Stunting harus dipangkas untuk melahirkan manusia Indonesia yang unggul,” ujar V.Hery.

Hery kemudian mengungkapkan bahwa WHO menetapkan standar prevalensi stunting maksimal 20 persen. Untuk itu Dexa Group berkomitmen untuk terus membantu pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Baca Juga :  Aplikasi Sibermata Desa 2.0, Satu-satunya Aplikasi Pembelajaran Aparatur Pemerintahan Desa Secara Daring di Indonesia

“Kami dari Dexa Group bekerja sama dengan BKKBN untuk melakukan program edukasi
pengawalan pendampingan di berbagai kota. Dukungan stakeholder swasta sangat
diperlukan. Dexa Group sebagai perusahaan farmasi yang melakukan riset bahan bahan alam melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences atau DLBS, melakukan riset. Apa yang bisa kami bantu dan kami mengambil bagian bahwa ternyata kami menemukan satu produk yang bisa menurunkan stunting melalui pemberian ASI,” papar Hery.

Untuk mencegah stunting, Dexa Group melakukan inovasi di bidang farmasi melalui produk-produknya, salah satunya produk HerbaAsimor yang dikembangkan dari kekayaan alam Indonesia yang berperan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, demikian diungkapkan Head of Marketing CHD Dexa Medica Ibu Irene Dwi Sari. HerbaAsimor menggunakan bahan alam asli Indonesia yakni daun katuk, daun torbangun, dan fraksi bioaktif ikan gabus yang diolah dengan teknologi modern. Berdasarkan hasil riset terhadap konsumen yang dilakukan oleh PT Dexa Medica, sebanyak 8 dari 10 ibu menyusui merasakan manfaat HerbaAsimor ini. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.