Inflasi Jawa Timur YoY pada April 2023 Capai 5,35 Persen

oleh -200 Dilihat

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Zulkipli (ist/dok)

KILASJATIM.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat bahwa inflasi year on year (yoy) gabungan delapan kota di Jatim pada Bulan April 2023 sebesar 5,35 persen dan nasional 4,33 persen (yoy).

Sementara tingkat inflasi month to month (mtm) gabungan delapan kota di Jatim pada April 2023 sebesar 0,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,58.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Zulkipli mengatakan momen Ramadan dan Indul Fitri berpengaruh terhadap inflasi Jawa Timur pada April 2023.

”Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy bulan April 2023, antara lain bensin, beras, akademi/perguruan tinggi, rokok kretek filter, sekolah dasar, tarif air minum pam, kontrak rumah, telur ayam ras, sewa rumah dan mobil,” kata Zulkipli saat menyampaikan Berita Resmi Statistik Jatim, Selasa (2/5/2023).

Kemudian mengenai tingkat inflasi yoy April 2023 pada komponen energi sebesar 13,76 persen, dengan tingkat inflasi mtm sebesar 0,01 persen.

Sedangkan tingkat inflasi yoy April 2023 pada komponen bahan makanan sebesar 4,97 persen, dengan tingkat inflasi mtm sebesar 0,25 persen.

Pada level kota, kata Zulkipli, inflasi yoy April 2023 tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 5,90 persen dengan IHK sebesar 116,98. “Terendah terjadi di Kediri sebesar 4,30 persen dengan IHK sebesar 114,18,” ujarnya

Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,70 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,58 persen. Kemudian pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,52 persen; kelompok kesehatan sebesar 4,12 persen; kelompok transportasi sebesar 11,81 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,84 persen.

Baca Juga :  Pj. Wali Kota Malang Akan Dorong Penguatan Digitalisasi Keuangan Daerah

“Pada kelompok pendidikan sebesar 4,99 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 7,32 persen; dan kelompok perawatan pribadi an jasa lainnya sebesar 5,94 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen,” pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.