Ekonom Indef: Tarif Impor Baru AS Ancam Pertumbuhan Ekonomi Global dan Ekspor Indonesia

oleh -656 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – Kebijakan tarif impor baru yang diterapkan Amerika Serikat dinilai membawa dampak serius bagi perekonomian global, termasuk bagi Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, Sabtu  (5/4/2025).

“Tarif impor yang dikenakan Amerika pada banyak negara bisa menurunkan laju pertumbuhan ekonomi dunia secara drastis,” ujar Tauhid.

Menurutnya, kebijakan ini menjadi salah satu faktor utama perlambatan ekonomi global dan memberikan pukulan telak terhadap daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Amerika.

“Tarif sebesar 32 persen sangat memberatkan, apalagi Amerika merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi Indonesia. Beban tambahan ini membuat produk kita menjadi kurang kompetitif,” jelasnya.

Seruan untuk Diplomasi Tarif

Tauhid menegaskan bahwa pemerintah Indonesia perlu segera mengambil langkah konkret melalui jalur diplomasi. Ia mendorong adanya kesepakatan penurunan tarif secara timbal balik (resiprokal) antara kedua negara.

“Kita tidak bisa bebas tarif sepenuhnya, tetapi menurunkan tarif resiprokal adalah opsi paling realistis yang bisa dilakukan agar dampaknya tidak terlalu besar,” kata dia.

Sektor Manufaktur Terancam

Lebih lanjut, Tauhid mengingatkan bahwa sektor manufaktur Indonesia berpotensi menjadi korban utama dari kebijakan tarif ini. Industri seperti alas kaki, tekstil, dan karet disebut akan menghadapi tekanan yang cukup berat akibat tingginya biaya masuk produk ke Amerika.

“Industri-industri padat karya ini akan sangat terdampak. Jika tidak ditangani, bisa memicu pengurangan tenaga kerja dan pelemahan produksi,” ujarnya.

Pentingnya Diplomasi Ekonomi dan Sinergi Regional

Dalam kesempatan tersebut, Tauhid juga menekankan perlunya diplomasi ekonomi yang lebih aktif dan sinergi antar negara di kawasan regional untuk merespons ketegangan dagang ini. Menurutnya, langkah kolektif dapat membantu menghindari ketidakstabilan ekonomi global yang lebih luas.

Baca Juga :  'Polisi Tradisional' Pecalang Ikut Amankan KTT G20

“Diplomasi ekonomi harus diperkuat. Jangan sampai ketegangan dagang ini berubah menjadi instabilitas global. Negara-negara di kawasan harus bersatu meresponsnya,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.