KILASJATIM.COM, Surabaya: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya mendorong Pemkot Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya bergerak cepat menanggulangi kian banyaknya tanaman gulma seperti Eceng gondok lainnya di sejumlah sungai dan saluran air.
Tanaman gulma di saluran seperti enceng gondok diakui sangat masif pertumbuhannya. Meski bila dimanfaatkan, bisa berguna dijadikan kerajinan tas dan sebagainya. Namun apabila tidak ditangani dengan cepat, maka enceng gondok akan membahayakan lingkungan maupun warga, misalnya bisa menyumbat aliran air di Sungai sehingga menyebabkan banjir.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Laila Mufidah mengatakan keberadaan eceng gondok saat ini makin masif dan meluas pertumbuhannya serta sulit diangkut. Persoalan eceng gondok tidak boleh dianggap remeh dan tidak bisa ditunda.
Laila mendapat laporan warga kalau saluran air sungai di Kalisari Damen, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo Surabaya penuh dengan eceng gondok. Dirinya pun mengecek langsung ke lokasi. Ditemukan sungai tersebut seakan berubah menjadi lautan eceng gondok. Semua permukaan di sepanjang sungai tersebut berubah menjadi hamparan gulma.
Saking parahnya, bahkan dari kejauhan sungai itu tidak tampak seperti saluran air. Seluruh permukaan air berubah menjadi eceng gondok. Politisi perempuan PKB itu menyebut bahwa kondisi ini karena tanaman gulma itu terlalu lama dibiarkan. Tidak segera dibersihkan.
Akibatnya makin tumbuh menggila. Apalagi kalau air tenang, tanaman liar ini makin subur.
“Saat sudah begini, hanya alat berat yang bisa mengangkut eceng gondok tersebut,” tegas Laila Mufidah saat saat meninjau sungai Kalisari yang menjadi lautan eceng gondok bersama Karang Taruna setempat, Minggu (22/10/2023).
Ia menegaskan, Kota Surabaya tak boleh kalah melawan eceng gondok. Tanaman gulma liar yang menjadi musuh utama untuk kelancaran saluran air di kota ini harus dilawan
“Upaya melawan eceng gondok ini harus makin digalakkan. Harus segera diambil langkah taktis. Mengeruk dan mengangkuti eceng gondok di seluruh saluran air. Tidak perlu menunggu saluran tertutup penuh seperti di Kalisari,” kata Laila.
Selain itu keberadaan eceng gondok itu juga menggangu estetika sungai. Karena eceng gondok liar tersebut sudah menutupi hampir semua permukaan sungai di Kalisari Damen.
“Kami berharap memang eceng gondok ini dikeruk secara berkala. Jangan dikeruk menunggu menumpuk. Ini sudah menumpuk lho,” kata Laila.
Saat ditemui Laila, warga meminta agar saluran sungai itu dinormalkan agar aliran sungai tidak terhambat. Apalagi sebentar lagi musim hujan. Warga Kalisari meminta agar saluran sungai yang dekat perkampungan mereka segera dibersihkan dari tumbuh liar dan masifnya eceng gondok.
“Warga takut saat hujan nanti air meluap. Sudah sekitar dua bulan eceng gondok dibiarkan seperti ini,” kata Sobary Zuhad, warga Kalisari.
Sobary yang menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Kalisari Damen berharap Dinas terkait untuk mengeruk dan mengangkut eceng gondok. Agar warga di sepanjang Sungai Kalisari Damen menjadi tenang. Kalau tidak dikeruk, dipastikan luapan sungai akan mengancam.
“Harapan warga di sini agar eceng gondok bisa segera dibersihkan supaya tidak banjir. Kalau sampai meluap dan menggenangi rumah, penyakit-penyakit lain bisa datang. Semoga bisa dibersihkan. Kalau warga jelas tidak sanggup karena sudah banyak sekali,” kata Sobary.(den/ADV)