KILASJATIMCOM, Banyuwangi – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan pentingnya dukungan generasi muda dalam mengembangkan sektor pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan. Hal tersebut disampaikan dalam diskusi bersama Menteri Koordinator Perekonomian, Zulkifli Hasan, Jumat (17/1).
Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa regenerasi petani muda sangat penting karena kebutuhan pangan bersifat jangka panjang. Ia menekankan perlunya pengelolaan yang baik serta dukungan dari anak-anak muda, khususnya dalam bidang riset, inovasi teknologi, dan pemasaran digital. “Kami sampaikan pentingnya regenerasi di sektor pertanian, karena kebutuhan pangan ini sifatnya sepanjang hayat. Diperlukan pengelolaan yang baik dan dukungan dari anak-anak muda,” ujar Ipuk.
Salah satu langkah konkret yang diambil Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah melalui program Jagoan Tani. Program ini bertujuan untuk menginkubasi bisnis berbasis pertanian bagi anak muda di Banyuwangi, dengan memberikan hadiah modal usaha.
Selain itu, Banyuwangi terus menunjukkan hasil positif dalam sektor pertanian. Berdasarkan data Neraca Pangan Kabupaten Banyuwangi 2024, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 794.783 ton, yang setara dengan 508.820 ton beras, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 788.704 ton. Surplus beras Banyuwangi mencapai 341.074 ton, melebihi kebutuhan lokal yang sebesar 167.746 ton.
Bupati Ipuk juga menyebutkan, “Banyuwangi memiliki lahan pertanian yang subur. Surplus beras yang kami hasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga daerah lain.”
Tak hanya beras, sejumlah komoditas pertanian lain juga mencatatkan surplus, seperti cabai merah yang produksi meningkat menjadi 18.111 ton dengan surplus 13.926 ton, serta cabai rawit yang naik dari 15.231 ton menjadi 19.578 ton, dengan surplus 16.055 ton.
Untuk mendukung hasil pertanian, berbagai program telah dilaksanakan, antara lain pemanfaatan lahan non-sawah di area Perhutan melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), meningkatkan indeks tanam, penggunaan bibit unggul, serta penerapan mekanisasi modern. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga memberikan bantuan pupuk organik cair kepada petani, dengan distribusi sebanyak 137.130 liter pada 2024 untuk lahan seluas 13.713 hektare.
“Kami terus berupaya agar sektor pertanian Banyuwangi terus terjaga, dan menjadi salah satu penopang ekonomi daerah,” tambah Ipuk.
Sementara itu, Menko Perekonomian Zulkifli Hasan mengapresiasi Banyuwangi sebagai contoh nyata keberhasilan program ketahanan pangan. Ia menekankan pentingnya kemandirian pangan sebagai pilar ketahanan bangsa, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto. “Kita harus mengejar kemandirian pangan, mulai dari optimalisasi lahan, menciptakan lahan baru, hingga meningkatkan pendapatan petani,” kata Zulkifli.
Zulkifli juga menyoroti perlunya kolaborasi berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam riset bibit unggul. Ia memastikan bahwa pemerintah terus mendorong pengurangan impor pangan seperti beras, jagung, gula, dan garam, dengan mempercepat produksi nasional. “Kemandirian pangan bukan sekadar angan, tetapi menjadi visi besar kita untuk membangun bangsa yang berdaulat sesuai dengan prinsip Pancasila dan asas kekeluargaan,” tutup Zulkifli.
Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, diharapkan sektor pertanian di Banyuwangi dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan nasional. (zul)