BTN Outlook Optimistis: Perekonomian 2023 Terkendali Meski Gejolak Global, Stimulus Pemerintah Berjalan Efektif

oleh -268 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Presiden Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Nixon LP Napitupulu menyatakan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2023 tetap dalam kendali, meskipun dihadapkan pada sejumlah gejolak ekonomi global pasca pandemi Covid-19 dan dampak perang antarnegara.

Dalam keterangan resminya, Nixon menyebutkan bahwa beberapa langkah stimulus yang diterapkan oleh pemerintah sebagai langkah countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan. Pemulihan ekonomi, menurut Nixon, telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa sektor jasa keuangan, khususnya perbankan, menunjukkan kinerja yang solid pada tahun 2023. Indikator permodalan dan likuiditas perbankan terjaga dengan baik, sementara risiko kredit tetap terkendali. Fungsi intermediasi perbankan pada bulan November 2023 mencatatkan tren peningkatan, dengan pertumbuhan kredit sebesar 9,74% year-on-year (yoy).

Pada sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023 mencatat pertumbuhan sebesar 3,04% yoy, dengan laju pertumbuhan meningkat, terutama didorong oleh peningkatan deposito sebesar 3,50% yoy. Risiko kredit juga menunjukkan penurunan, dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) perbankan sebesar 2,36%.

Meskipun demikian, Nixon memberikan peringatan bahwa industri jasa keuangan perlu tetap sensitif terhadap sentimen inflasi global, perkembangan teknologi digital, dan kondisi perekonomian dalam negeri. Keterlibatan dengan berbagai faktor ini dianggap penting agar sektor keuangan dapat terus beradaptasi dengan dinamika perubahan ekonomi global dan tetap menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Dilansir dari beberapa data yang diterbitkan OJK serta dalam kacamata pengamat terdapat beberapa tantangan yang harus dicermati, di antaranya sebagai berikut:

  • Krisis secara global yang ditimbulkan oleh perang Rusia dan Ukraina, pelemahan ekonomi Tiongkok serta tensi geopolitik Timur Tengah yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

  • Pelemahan ekonomi global yang potensi tumbuhnya hanya 2,8% sehingga munculnya fenomena gradual disinflation atau inflasi yang turun secara lambat.

  • Hingga Desember 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi 5,50% atau mencapai 525 bps sejak Februari 2022. Kenaikan Fed Funds Rate yang agresif ini diperkirakan akan tetap tinggi dengan siklus yang lebih panjang mendorong tetap kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan pelemahan nilai tukar di berbagai negara.

  • Likuiditas yang diperkirakan masih akan ketat. Bank Indonesia sendiri menargetkan kredit dapat tumbuh double digit pada tahun 2024. Namun demikian, likuditas diproyeksikan masih akan ketat dan diperkirakan baru mulai akan melonggar pada Semester II/2024 seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga.

  • Pentas Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan segera telaksana, yang berdampak pada perilaku investor yang lebih “wait and see” dalam melakukan ekspansi usaha serta banyaknya aliran modal yang keluar dari Indonesia.

  • Perkembangan digitalisasi dan artificial intelligent yang semakin cepat dalam mendominasi kehidupan perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga :  Pacu Peningkatan DPK, Bank BTN Road Show Tabungan Bisnis di Surabaya

Di bidang perumahan/property, Nixon menyampaikan bahwa stimulus yang dilakukan Pemerintah dapat mendorong permintaan rumah pada tahun 2023 dan terus berlanjut sampai dengan sekarang. Stimulus tersebut antara lain:

  • Pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100% untuk semua jenis properti

  • Kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp 5 Milyar yang mulai berlaku November 2023.

Besarnya dukungan Pemerintah ini dapat terlihat pada pertumbuhan KPR Nasional hingga triwulan III 2023 telah tumbuh mencapai 12,66% yoy, sehingga pertumbuhan KPR terus mencapai 2 digit sejak Triwulan II 2023. Hal ini menjadikan sektor properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. (den)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.