KILASJATIM.COM, SURABAYA – Fenomena membeli baju baru saat Lebaran atau Idul Fitri seolah bagian dari tradisi yang telah berlangsung lama, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tidak heran, banyak orang merasa perlu memiliki busana baru setiap kali merayakan Hari Raya. Ini berdampak cukup besar terhadap lingkungan jika terus menerus dilakukan dalam jangka panjang.
Maria Nala Damayanti, S.Sn., M.Hum., dosen Program Textile and Fashion Design (DFT) Petra Christian University (PCU), yang akrab disapa Maya itu menyebut bahwa kebiasaan membeli baju baru saat Lebaran bukanlah hal yang salah. “Ini sudah menjadi tradisi yang ada sejak lama, di mana Idul Fitri dianggap sebagai momen untuk memiliki jiwa dan hati yang baru, yang identik dengan membeli pakaian baru,” jelasnya.
Namun, ia juga menekankan pentingnya kesadaran akan dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan ini. “Jika kita terus membeli pakaian baru, kita akan memiliki banyak tumpukkan pakaian yang mungkin tidak akan kita pakai lagi. Pada akhirnya, penumpukan sampah fesyen yang sulit didaur ulang pun terjadi,” tambah dosen pengajar Fashion Design and Technology tersebut.
Meningkatnya sampah fesyen adalah masalah serius. Sampah fesyen merupakan penyumbang sampah terbesar kedua setelah plastik. “Bahan-bahan murah yang digunakan dalam pembuatan pakaian sering kali sulit untuk didaur ulang, dan ini menambah beban lingkungan,” jelas Maya. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih pakaian, terutama menjelang Lebaran.
Sebagai solusi, konsep YONO (You Only Need One) hadir untuk mengajak masyarakat fokus pada kualitas, bukan kuantitas, serta mengurangi kebiasaan konsumtif yang berlebihan. “Alih-alih membeli baju baru, kita bisa memilih untuk memadupadankan pakaian lama yang masih bagus. Dengan sedikit kreativitas, kita dapat menciptakan tampilan baru tanpa harus menambah sampah fesyen,” ujarnya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memilih pakaian dengan tema warna senada atau mengombinasikan berbagai item pakaian yang sudah ada di lemari. Maya memberikan contoh lewat salah satu hasil styling yang dilakukannya, yaitu memadukan crop blazer formal dengan kain berwarna-warni, ditambah dengan bawahan kain ruffle putih yang dibentuk menjadi rok melengkapi celana kain panjang hitam. Ia menyatakan, “Mix and match itu mudah, cuma menggunakan kain saja sudah bisa menghasilkan kreasi gaya yang unik.”
Maya juga mengingatkan agar konsumen tidak terjebak dengan tren fesyen sementara. “Banyak orang membeli pakaian karena takut ketinggalan tren atau sekadar ingin eksis di media sosial. Padahal, kita harus mempertimbangkan apakah tren tersebut sesuai dengan warna kulit atau gaya pribadi kita,” katanya. Mengikuti tren tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan dampaknya justru bisa menjadi keputusan impulsif yang merugikan, baik dari segi keuangan maupun lingkungan.
Selain itu, industri fesyen juga memiliki peran penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Maya menyarankan para desainer untuk merancang pakaian dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan multifungsi. “Dengan membuat pakaian yang bisa digunakan untuk berbagai kesempatan, seperti kerja, pesta, atau Lebaran, kita dapat mengurangi konsumsi pakaian baru yang berlebihan,” tambahnya.
Dosen yang tergabung dalam tim kurikulum DFT itu juga mengingatkan agar perusahaan fesyen tidak hanya fokus pada tren semata, tetapi juga pada aspek keberlanjutan. Untuk mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan, Maya memberikan beberapa tips yang bisa diterapkan menjelang Lebaran. “Selain mix and match, kita juga bisa meminjam atau menyewa pakaian. Dengan cara ini, kita dapat tetap tampil berbeda tanpa harus membeli pakaian baru,” sarannya.
Jika terpaksa membeli pun, usahakan untuk memilih pakaian dengan kualitas baik yang dapat bertahan lama. “YONO mengajak kita untuk lebih bijak dalam membeli, sehingga pakaian yang kita pilih bukan hanya memiliki kualitas, tetapi juga memberikan nilai lebih, baik dari segi fungsi maupun dampak terhadap lingkungan,” pungkas Maya.(tok)