BI Pacu Pertumbuhan Kredit Perbankan Dongkrak Perekonomian di 2023 

oleh -935 Dilihat

Asisten Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Ina Nurmalia di acara Capacity Building dan Bincang Media BI Perwakilan Jawa Timur, di Magelang Jawa Tengah, Selasa (14/11/2023). (kilasjatim.com/Nova)

KILASJATIM.COM, Magelang –  Bank Indonesia (BI) terus memacu pertumbuhan kredit perbankan. Terutama kredit ke sektor prioritas yang menjadi target pemerintah.  Pada 1 Oktober 2023 lalu BI meluncurkan. Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang baru yang isinya  BI menaikkan insentif likuiditas makroprudensial bagi perbankan dari 2,8 persen menjadi 4 persen. Jumlahnya sebesar Rp 156 triliun yang disiapkan hingga akhir Desember 2023 ini.

Asisten Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Ina Nurmalia mengatakan kebijakan ini dilakukan agar bisa mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan untuk mendongkrak perekonomian di 2023 ini. Sehingga dengan cara ini, diperkiraan kredit perbankan pada 2023 ini bisa tumbuh antara 9-11 persen.

“Kita akan terus dorong untuk peningkatan intermediasi perbankan in. Agar kredit tetap terus tumbuh. Sampai saat ini dana insentif masih banyak di kami. Dan kami berharap semua dana itu bisa dimanfaatkan oleh perbankan,” kata Nia Nurmalia dalam acara Capacity Building dan Bincang Media BI Perwakilan Jawa Timur, di Magelang Jawa Tengah, Selasa (14/11/2023).

Ditambahkan, sektor-sektor prioritas  penyaluran kredit yang bisa mendapatkan insentif di antaranya  hilirisasi produk mineral dan batubara (minerba) dan juga hilirisasi non minerba seperti pertanian, peternakan dan perikanan.

“Sektor lain yang bisa mendapatkan insentif ini adalah penyaluran kredit ke sektor perumahan termasuk perumahan rakyat. Juga kredit ke sektor pariwisata seperti perhotelan dan restoran juga bisa mendapatkan insentif kebijakan ini. Termasuk pembiayaan inklusif termasuk untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan ultra mikro, serta pembiayaan hijau,” jelasnya seraya menambahkan, ada lima tujuan utama yang menjadi pertimbangan BI dalam memilih sektor-sektor yang akan didukung melalui insentif KLM, yakni untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki struktur ekonomi, serta memberikan daya ungkit pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga :  Bank Indonesia Kembangkan dan Berdayakan Ekonomi Pesantren Lewat Model Bisnis ZISWAF

“Melalui penerapan kebijakan tersebut, diharapkan momentum pemulihan ekonomi tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini tetap kuat sekaligus memperkuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dalam menghadapi tantangan global berupa pelemahan ekonomi dan inflasi global yang masih tinggi,” pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.