Foto: Kilas Jatim/Rie
KILASJATIM.COM, Surabaya – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur yakin pertumbuhan ekonomi di Jatim tahun 2024 akan naik 5,2% dibanding tahun lalu. Ini dikatakan Ketua Apindo Jatim, Eddy Widjanarko, di kantornya kawasan Mulyorejo Surabaya beberapa waktu lalu.
“Ini karena salah satunya di Gresik ada Smelter Freeport. Sekarang sudah 99% selesai. Bulan Mei diharapkan sudah memproduksi baterai, emas, dan nikel. Ditambah, tahun ini dan tahun depan akan banyak delegasi Tiongkok datang ke Indonesia,” ujar Eddy.
Menurut Eddy, saat ini banyak investasi besar masuk Indonesia. Tugas utama Apindo mencari investor masuk ke Jatim. Kedua, melakukan pelatihan atau peningkatan SDM agar bisa bekerjasama dengan berbagai negara.
“Sejauh ini kita sudah ada peluang kerjasama dengan Jepang, Jerman, dan China. Kita sendiri juga diundang kunjungan ke China untuk mencari partner (bisnis) yang ada di Indonesia,” tambahnya.
Apindo Jatim pun beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dengan Konjen China untuk Surabaya, Xu Yong. Dari pertemuan itu, pihaknya berharap Apindo sebagai satu-satunya organisasi yang bisa mendapatkan banyak informasi baik tentang kelangsungan industri maupun perdagangan dari Jatim – bisa melakukan kerjasama dengan baik.
“Ini pertemuan kedua kali, tahun lalu membahas kunjungan pengusaha besar dari China, di mana kita sebagai tuan rumah membantu partner-partner usaha supaya mereka itu tahu kondisi di Indonesia, kondisi investasi, dokumentasi, legalitas segala macam, kemudian bagaimana kita bisa mencarikan join partner, lokasi-lokasi mana yang kita pilih untuk mereka, dan sebagainya. Itu yang pertama tahun lalu,” urainya.
Untuk tahun ini, delegasi yang sudah datang berinvestasi terutama industri-industri kecil, sehingga Apindo dan Konjen tahun ini lebih banyak bicara mengenai perekonomian dan perdagangan.
“Negara China menjadi partner usaha, negara terbesar bagi Indonesia jadi kondisi China itu sangat penting. Kita juga ingin mengetahui kondisi perdagangan, perindustrian, pertumbuhan ekonomi di China yang kemudian menjadi antisipasi kita untuk bagaimana langkah ke depan, usaha-usaha apa yang menarik, usaha apa yang maju, ada teknologi apa yang terbaru, apa segala macam bisa kita antar dibawa ke Indonesia,” urai Eddy. (rie)