Ada Santrinya Dianiaya Hingga Meninggal, Ini Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Kini jadi Sorotan

oleh -387 Dilihat

KILASJATIM.COM, Kediri – Ponpes Al Hanifiyah Kediri, Jawa Timur menjadi sorotan usai terungkapnya kasus kematian santrinya bernama Bintang Balqis Maulana (14) asal Banyuwangi akibat mengalami penganiayaan dari empat seniornya.

Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, telah menetapkan empat tersangka kasus penganiayaan di Ponpes Al Hanifiyah Kediri hingga menyebabkan korban meninggal.

Diketahui korban meninggal merupakan adik angkatan pelaku. Keempat tersangka tersebut antara lain MN (18 tahun) asal Sidoarjo, MA (18 tahun) asal Kabupaten Nganjuk, AF (16 tahun) asal Denpasar Bali, dan AK (17 tahun) asal Surabaya.

“Kasus ini terjadi di salah satu pondok pesantren di Mojo, Kabupaten Kediri. Kami tetapkan empat tersangka dan kami lakukan penahanan untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” ucap AKBP Bramastyo Priaji, Kapolres Kediri Kota, dikutip laman Antaranews.

Menurut keterangan kepolisian, peristiwa penganiayaan terhadap BM telah terjadi secara berulang-ulang karena masalah kesalahpahaman. Kendati demikian, para pelaku dikenakan Pasal 80 ayat 2 tentang perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya adalah 15 tahun penjara.

Lantas, bagaimana profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah atau PPTQ Al Hanifiyyah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan akun Instagram @pptqalhanifiyyah, ponpes ini berdiri sejak tahun 2014 atau 1435 Hijriah. Selain ponpes, lembaga tersebut juga menyelenggarakan sistem pendidikan berupa MTQ Al-Hanifiyyah dan TPQ Al Hanifiyyah.

Adapun, Pengasuh Ponpes Al Hanifiyah adalah Fatihunada atau kerap disapa Gus Fatih. Saat ini, ponpes memiliki total santri sebanyak 93 orang. Rinciannya 74 putri dan 19 putra.

Baca Juga :  Polisi Tangkap Pengedar, Sita 8 Poket Sabu Seberat 2,98 Gram

Seperti halnya dengan pondok pesantren lainnya, terdapat sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh Ponpes Al Hanifiyah Kediri dikutip dari akun Instagram @pptqalhanifiyyah.

Seperti pengajian, haul, kegiatan Isra Miraj, hingga pembangunan pesantren.

“Update Proses Pembangunan. Asrama PPTQ Al Hanifiyyah. Mayan Mojo Kediri,” tulis akun tersebut disertai video pembangunan.

Ada pula agenda ahad legi dan kegiatan positif lainnya untuk para santri dari beragam kegiatan ponpes.

Lebih lanjut diketahui bahwa Ponpes Al Hanifiyah Kediri belum mengantongi izin dari Kemenag usai dilakukan penyelidikan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Mohammad As’adul Anam.

“Bahwa korban belajar di Pondok Al-Hanafiyyah. Keberadaan pondok tersebut belum memiliki izin pendirian pondok pesantren,” jelas Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jawa Timur, Mohammad As’adul Anam, Selasa (27/2/2024).

Sementara itu, Ponpes Al Hanifiyah diketahui tidak terdaftar alias tidak mengantongi Nomor Statistik Pesantren (NSP) yang biasa dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag).

“Dia itu bukan pesantren tetapi mengaku dirinya pesantren. Dia pesantren yang tidak diakui negara,” kata M. Ali Ramdhani, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag.

Ia menambahkan, Ponpes Al Hanifiyah memang berbentuk sebuah pesantren secara umum. Namun, tidak memiliki izin.

Sebagai informasi, Kemenag telah membuat regulasi PMA 73 tahun 2022 dan PKMA 82 tahun 2023 tentang penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di satuan pendidikan.

Mereka juga dilaporkan sudah melakukan sosialisasi agar pesantren menjadi tempat ramah anak. Di dalam struktur, Kemenag mempunyai kepala seksi pesantren yang menjangkau wilayah kabupaten/kota. Tugasnya mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap pesantren-pesantren yang berizin. (bbs/bkj)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.