Uluran Pertamina Muluskan Harapan  Go Internasional Sambal Dede Satoe 

oleh -791 Dilihat

Shifa, putri Susilaningsih mulai dilibatkan dan tengah disiapkan   sebagai penerus bisnis Sambal Dede Satoe 

KILASJATIM.COM, Surabaya –
Tak ada yang tidak bisa dikerjakan selagi mampu dan bisa dijalani sekaligus fokus. Prinsip ini yang melatarbelakangi wanita paruh baya bernama Susilaningsih menerjunkan diri berbisnis sambal.

“Saya pensiunan ASN (Aparatur sipil negara) tepatnya  2011 lalu, apa yang bisa saya lakukan setelah pensiun?  hanya berdiam dirikah, atau tetap beraktifitas, ini yang muncul dalam benak saya pasca pensiun, saya pun lantas mengaplikasikan ilmu yang ada setelah pensiun,”  ujar Susi mengawali kisah suksesnya sebagai bisnis woman di usia yang sudah tidak lagi muda.

Jika pada akhirnya ibu Susi menerjunkan bisnis dengan memilih mengolah sambal,  adalah pilihan yang tepat. Pertama, mayoritas  orang Indonesia suka pedas, setiap kali makan – apapun itu khususnya gorengan dan atau makanan utama –  selalu mencari pendampingnya untuk menambah selera pedas.

“Pengalaman saya waktu masih sebagai ASN ditugaskan ke luar negeri, selama 3 bulan,  setiap kali makan selalu merasa ada yang kurang, tidak ada sambalnya. rasanya ya kurang marem,” kenangnya.

Ide membuat sambal pun semakin membahana, terlebih lagi cabe untuk di Indonesia dengan sangat mudah di dapat dan umumnya orang suka sambal. Pada Juni 2011 Susi pun lantas mulai menjajal bisnis sambal buatannya sendiri  sekaligus sebagai kegiatan setelah pensiun dengan tetap beraktifitas dari rumah plus bisa  menjaga suami.

Di tahun 2020 bisnis sambalnya mengalami penurunan hingga 70 persen. Sementara di belakang bisnisnya banyak ibu ibu yang menggantungkan pendapatnya dalam  menopang ekonomi keluarga dari usahanya tersebut.

“Saat pandemi itulah usaha saya bisa dibilang kolaps, pasar terbesar di pulau Jawa turun drastis. Namun Allah masih memberikan  kesempatan buat saya,   Alhamdulillah, setelah digandeng  Pertamina tidak hanya saya tetapi juga lima  karyawan beserta keluarganya  yang terselamatkan karena produksi tidak mandeg,” papar Susi.

Dengan produksi yang masih tetap berlangsung, Susi pun tetap memenuhi permintaan  dari pasar Indonesia Timur tepatnya Maluku dan Sulawesi yang masih terus melakukan  pemesanan. Ditambah permintaan  ekspor masih tetap mengalir meski tidak besar,  sedikit ada pemasukan dan roda bisnis saya bisa berputar meski secara perlahan.

“Alhamdulillah sekali lagi  usaha sambal saya tidak sampai mandeg  sehingga tidak perlu merumahkan para karyawan,” kenangnya.

Susi merasa beruntung disaat Indonesia sedang dalam masa berkabung akibat virus Corona 19 yang melanda dan menjadi pandemi, di saat itulah tangan dewa penolong turun.

Sambal Dede Satoe adalah salah satu dari 6 UMKM yang lolos kurasi, Program Kemitraan untuk menjadi UMKM mitra binaan Pertamina pada tahun 2020 Dede Satoe masuk dan menjadi salah satu mitra binaan PT Pertamina Patra Niaga dan kucuran dana bantuan pinjaman lunak sebesar Rp 200 juta dengan masa pinjaman yang diangsur selama 4 tahun.
Dana tersebut digunakan Susi untuk pengembangan ekspor dari yang saat ini sudah berhasil ditembus, namun masih sebatas 1 – 2 negara yakni ke Virginia , Amerika.

Susi sadar perijinan masuk ke pasar Korea, Jepang, tidak.mudah, karena mereka sangat protect sekali dengan produk ikan-ikanan sementara Sambal Dede Satoe belum mampu memenuhi standart yang diberikan.  Harapannya dengan dana pinjaman dari Pertamina aka  digunakan untuk  mengurus perijinan maka bisa menembus Eropa akan memperluas pasar dan membuka peluang ekspor negara lainnya seperti New Zealand, Hongkong, Korea dan negara lainnya seperti Timur Tengah.

Tercatat sejak bergabung dengan Pertamina, sepanjang tahun itu pula  bersama UMKM lainnya  rutin mendapat pendampingan dan , banyak ilmu baru yang didapatkan mulai dari pelatihan bisnis plant, bagaimana bisa menembus ekspor hingga bisnis matching .

Baca Juga :  OLX Autos Berkontribusi  Memperkuat Ekosistem Industri Otomotif Nasional.

“Binaan Pertamina ini tidak semua pelatihan diberikan namun disesuaikan  dengan yang kita butuhkan, Misalnya saat bergabung dan lolos kurasi maka kita akan dilihat sejauh ini apa menjadi kendala, disitulah Pertamina yang mengarahkan. Kalau Dede Satoe mengenai bagaimana cara  ekspor berikut persyaratan, digital  marketing , bisnis plant sesuai dengan era sekarang ini dan lainnya,” jelas Shifa, salah satu putri Susi yang dipercaya nantinya akan meneruskan bisnis Sambal Dede Satoe .

Selain pendampingan juga beberapa kali diajak pameran seperti  Expo UKM, dipertemukan dengan Disparta, Disperindag, Kadin dan organisasi perdagangan lainnya. Hanya saja sejak pandemi belum.pernah ada lagi kegiatan pameran .

“Pertemuan dengan buyer dari negara lain selama pandemi hanya dilakukan secara online , berbeda jika bertemu langsung misal melalui pameran karena bisa langsung menunjukkan produk kita secara face to face ,” imbuh Susi yang pernah  memperoleh penghargaan ISO tahun 2016 dan HACCP di tahun berikutnya 2017.

Proses pengemasan Sambal Dede Satoe 

Di tahun 2018 Susi mengoleksi SMESCO Award kategori Export Oriented dan Siddhakarya peringkat pertama tingkat Jawa Timur. Bulan Maret 2019, Susi dan Sambal DD1 miliknya masuk 6 besar peraih penghargaan Siddhakarya tingkat nasional.

Seiring dengan kepesertaan sebagai binaan Pertamina,
proses  produksi  masih tetap berlangsung, Susi pun tetap memenuhi permintaan  dari pasar Indonesia Timur tepatnya Maluku dan Sulawesi yang masih terus melakukan  pemesanan. Ditambah permintaan  ekspor masih tetap mengalir meski tidak besar,  sedikit ada pemasukan dan roda bisnis saya bisa berputar meski secara perlahan.

“Alhamdulillah sekali lagi  usaha sambal saya tidak sampai mandeg  sehingga tidak perlu merumahkan para karyawan,” kenang wanita peraih
juara Pahlawan Ekonomi Pemkot Surabaya tahun 2013.

Menjadi mitra binaan Pertamina bagi ibu tiga orang anak ini bukan hanya soal dana pinjaman bunga murah, tapi ada yang lebih penting yakni bantuan membuka pasar baru, juga berbagai pelatihan seperti mengurus keuangan perusahaan atau belajar seluk beluk ekspor.

Susi berharap selama menjadi  binaan di BUMN yang pernah diikuti mulai dari Pelindo III, kemudian binaan Semen Indonesia, Produk Sambal Dede Satoe  selalu menjadi binaan terbaik, di Pertamina ini pun predikat binaan  terbaik menjadi dambaan dan harapannya yang dia perjuangkan.

Wujudkan Mimpi Indah Sambal Dede Satoe Go Internasional

Bagi Perempuan berkerudung ini, ide membuat sambal  selepas pensiun sebagai ASN semakin membahana, terlebih lagi cabe untuk di Indonesia dengan sangat mudah di dapat dan umumnya orang suka sambal. Pada Juni 2011 Susi pun lantas mulai menjajal bisnis sambal buatannya sendiri  sekaligus sebagai kegiatan setelah pensiun dengan tetap beraktifitas dari rumah plus bisa  menjaga suami.

Modal awal hanya Rp 50ribu membeli cabe 1 kg dan bumbu serta keperluan lain, hasilnya bisa jadi 10 botol sambal. Untuk bisa menjual produk sambalnya tersebut tentunya harus ada merek yang membedakan dengan produk sambal lainnya.

Nama Dede Satoe dipilih sebagai merk, alasannya mudah diingat dan kalau menggunakan merk dengan nama sendiri sudah cukup banyak dan pastinya ada nama yang nama sama. Dede Satoe  diambilkan dari alamat rumahnya di Tenggilis Timur VI DD1 Surabaya dan dipatenkan menjadi merk sambal buatannya.

Awal merintis bisnis sambal, semua dikerjakan sendiri alias tidak punya karyawan. Mulai dari ke pasar  kulakan bahan dasar, mengolah sambal, mengemas   hingga memasarkan semua serba sendiri.

Baca Juga :  Enam Mitra Binaan Pertamina Tampilkan Produk Unggulan di Jatim Fair 2019

“Segmen jualan saya masih sebatas kalangan tetangga, teman dekat dan keluarga juga relasi. Begitu ada yang komentar sambalnya enak dan beda, saat itu dalam hati merasakan kepuasan hingga menjadikan tekat saya menggebu untuk bisa membuat lebih banyak lagi. Dari  1kg meningkat 5kg, 10 kg hingga 25 kg dan Alhamdulillah selalu habis,” kenangnya.

Kisah pun tidak berhenti sampai disini, dengan wajah berbinar
wanita kelahiran Kroya 5 Februari 1955 melanjutkan cerita suka duka dengan kegiatan barunya tersebut. Kegigihannya memperluas pasar tidak sekedar kalangan sendiri dan terbatas, Susi pun lantas memenuhi persyaratan dengan mengurus semua perijinan, mulai dari
PIRT, stempel Halal, dan SIUP dan Haki (merk)  meski harus ke Jakarta. Ini dimaksudkan supaya produknya tersebut bisa diterima pasar .

Karena itu penting untuk meningkatkan pasar dan produknya bisa masuk ke
pasar modern, supermarket meluas hingga nasional dan mancanegara.

Seiring dengan besarnya permintaan pasar sambal olahannya yakni Dede Satoe, maka Susi pun mulai kewalahan jika.mengerjakan sendiri. Maka direkrutlah ibu ibu yang tidak lain adalah  tetangganya yang ingin menambah income keluarga. Karyawannya semula berjumlah 3 orang kemudian 5 karyawan yang tugasnya sesuai job masing masing mulai dari kulakan dengan sortir bahan, memasak, mengemas dan memasarkan dan bertugas sebagai  administrasi.Kini usahanya tersebut  memperkerjakan 28 karyawan, dan menjalankan bisnis sambal DD1 dengan sistem beli putus.

Bagi Susi,  diusianya tersebut masih ada mimpi yang terus diperjuangkan terkait bisnisnya.  Mimpi indah itu akan dia serahkan kepada Shifa putrinya untuk mewujudkan  dan membawa Sambal Dede Satoe go Internasional.

Masuk dan terpilihnya Sambal Dede Satoe sebagai mitra Pertamina  dari sekian banyak UMKM  yang lolos seleksi merupakan bagian dari
Program Kemitraan yang selanjutnya akan dilatih untuk  meningkatkan kemampuan UMKM menjadi mitra yang tangguh dan mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah area operasi Pertamina.

Area Manager Communication & CSR Pertamina PAtra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani, mengatakan selain memberi pelatihan berbagai hal,
Pertamina juga mengikutsertakan UMKM unggulan lain, seperti yang bergerak di usaha sepatu, furniture dan kerajinan dari jati, makanan dan minuman herbal hingga aksesoris untuk aktif sebagai peserta dalam pameran yang digelar.

“Selain akses kepada pemasaran, Pertamina juga memberikan akses permodalan dan akses kompetensi kepada mitra binaannya. Akses permodalan yaitu menyalurkan pinjaman modal dengan jasa administrasi yang sangat ringan, yang akan dikembalikan kepada mitra binaan itu sendiri melalui pelatihan dan upskilling untuk akses kompetensi,” ujar Deden.

Sementara itu, Penyaluran Dana Pinjaman Program Kemitraan diberikan dengan nilai hingga Rp 200 juta dan jasa administrasi sebesar 3 persen per tahun. Setelah modal, mitra binaan ditingkatkan kemampuannya sehingga dapat bersaing menjadi tangguh dan mandri.

Program terdiri dari upskilling bidang keuangan, marketing, promosi, maupun lainnya yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan.

Mitra binaan juga dikembangkan bisnisnya hingga pemasaran produk dengan pameran, pop-up market di mall, UMKM Center dan Business Matching. Perluasan Pemasaran Produk Mitra Binaan dapat membuka pasar mitra binaan dan meningkatkan brand awareness Pertamina dan produk Mitra Binaan Pertamina.

“Untuk Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga Marketing Region Jatimbalinus sampai dengan Oktober 2021  sebesar Rp.15,9 M dari total tersebut untuk  dana modal pinjaman yang sudah dikeluarkan sebesar 3,85 miliar ,” pungkas Deden (nova)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.