KILASJATIM.COM, Surabaya – PT Imaji Cipta menghadirkan tiga aplikasi sekaligus yakni Moopo, IRG dan Kam5ia untuk memenuhi kebutuhan pemesanan industri kuliner yang diklaim lebih ramah pada pelaku bisnis maupun konsumen, secara resmi dikenalkan secara terbuka di Surabaya Kamis (7/7/222)
Menurut Founder aplikasi Moopo, IRG dan Kam5ia, Richard Andrea, ketiga aplikasi tersebut merupakan jawaban bagi para pedagang dan pengusaha kuliner (besar maupun kecil) juga para konsumen pecinta kuliner yang bisa didapatkan dengan cara online.
“Para pedagang dan pengusaha tidak perlu menaikkan atau markup harga produknya saat menjual secara online, namun sesuai dengan harga makan di tempat. Di sisi lain, konsumen pun bisa lebih senang memesan produk maupun makanan dan minuman tanpa terbebani biaya komisi,” kata Richard saat pengenalan 3 aplikasi miliknya di GIOI Tunjungan Plasa 5 Surabaya, Kamis (7/7/2022).
Dasar dari pembuatan aplikasi, dipaparkan Richard, kemajuan teknologi mendorong industri food and beverage (F&B) untuk melakukan transformasi digital dalam menjalankan usahanya. Agar bisa bertahan, para pelaku bisnis kuliner melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan pelanggan, diantaranya penjualan secara online.
Apalagi saat pandemi Covid-19 lalu, adanya pembatasan aktivitas masyarakat dan larangan makan atau minum di tempat (dine in), banyak penjualan produk F&B dilakukan secara online.
Saat pandemi banyak masyarakat yang kehilangan nafkah dan akhirnya mencoba berjualan melalui skill mereka dan melakukan penjualan nya dengan cara PO. Sayangnya untuk berjualan ini mereka hanya berdasarkan pertemanan dan persaudaraan, jadi kurang meluas.
Hadirnya aplikasi pemesanan makanan maupun layanan pengantaran makanan memang sangat membantu mereka. Namun di sisi lain, banyak pelaku bisnis kuliner maupun konsumen mulai ‘gerah’ dengan biaya-biaya tambahan yang dibebankan.
Tiga aplikasi yang dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan, IRG adalah aplikasi untuk konsumen yang mau dine in, delivery, take away, bahkan reservasi di restoran maupun kafe. Sesuai namanya, IRG adalah kependekan dari Indonesia Reato Guide.
“Aplikasi ini memudahkan pemilik resto atau kafe dalam memberikan layanan pemesanan karena menu cukup digital dan langsung bisa dilihat di ponsel konsumen. Termasuk pesan tempat, jadi konsumen tak perlu menunggu dan bisa tahu total pembayarannya,” jelasnya.
Sementara aplikasi Kam5ia merupakan akronim dari Kaki Lima Indonesia, yang diperuntukan bagi konsumen yang hendak melakukan pembelian secara delivery dan take away untuk kuliner di jenis Kaki Lima, Food Stall, Food Truck, Toko Roti dan Kue, Toko Oleh-Oleh, hingga Cloud Kitchen.
Sedangkan aplikasi MOOPO yang akronim dari Massive Online Open Pre Order, diperuntukkan bagi mereka pelaku bisnis kuliner pemula yang melayani penjualan secara PO (pre order).MOOPO hadir untuk membantu para pengusaha seperti bisnis asi tumpeng, melayani nasi/kue kotakan untuk arisan, dan pertemuan.
Menurutnya, penjualan PO ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu waste barang akan berkurang, karena hanya membuat sebanyak pesanan saja, dan bisa dapat DP, dan lain-lain. MOOPO juga terbuka untuk resto dan kafe yang ingin menerima pesanan secara PO.
Ditambahkan Richard, keunggulan aplikasi yang dibuatnya, selain tidak ada tambahan biaya sepeserpun bagi penjual maupun pembeli, juga penjual maupun pembeli bisa saling chat secara langsung.
“Pengusaha juga akan mendapat data base pembeli secara real time, dan uang penjualan langsung masuk rekening pengusaha,” tandasnya.
Aplikasi perpesanan makanan lewat 3 aplikasi tersebut pihaknya mematok fee hanya Rp 1.000 per transaksi bagi konsumen. Angka ini jauh lebih murah dibanding kompetitor.
“Saat ini sudah ada 2.273 merchant yang tergabung di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Dalam waktu dekat kami juga akan membuka 15 kota lainnya, seperti Jabodetabek, Malang, Semarang, Palembang, Yogyakarta, Manado, dan Kediri,” jelasnya.
Meski tiga aplikasi tersebut saat ini sudah bisa diunduh di Play Store Android, namun untuk sementara masih belum bisa dioperasikan.
“Kita akan launching ke umum pada 1 Agustus 2022 sekaligus juga akan segera hadir di App Store untuk iPhone,” ujar Richard.
Terkait tenaga kurir, Richard menyebut, pihaknya bekerja sama dengan Borzo yang notabene eks Mr Speedy. Kelebihannya lagi, tarif pengantaran di Borzo jauh lebih murah dibanding kompetitor.
“Untuk 6 kilometer pertama tarifnya hanya Rp 6 ribu, selanjutnya Rp 2 ribu per kilometer,” tukas Rizky Permana, Fleet Region Borzo.
Yang menarik lagi, PT Imaji Cipta menggandeng PT Bank Central Asia Tbk atau BCA untuk pembayaran secara digital melalui QRIS.
Vice President Kantor Fungsional Perbankan Transaksi Surabaya BCA, Wirya Setiawan menuturkan, pihaknya mendukung karya anak bangsa dalam penyediaan backend pembayaran yang kian melengkapi ketiga aplikasi ini. Nantinya fasilitas API QRIS dan transfer yang disediakan BCA dapat membantu pembayaran transaksi customer untuk di distribusikan ke merchant-merchant.
“Ini untuk memudahkan konsumen, karena jenis pembayaran digital apa saja bisa untuk scan di QRIS BCA yang kita sediakan.Kami harap fasilitas pembayaran ini kian memberikan kemudahan bagi pengguna aplikasi untuk memanfaatkan fitur yang ditawarkan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Tjahjono Haryono mengapresiasi hadirnya tiga aplikasi karya arek Surabaya tersebut. Dia berharap ini akan bisa menjadi pilihan dan memudahkan pengusaha dan konsumen.
“Jujur kehadiran aplikasi pemesanan online sangat membantu, tapi kami para pengusaha juga banyak yang mengeluh karena adanya pungutan atau tambahan biaya. Nah, dengan hadirnya tiga aplikasi baru yang notabene diklaim tak ada tambahan komisi atau biaya siluman ini, tentu akan sangat membantu teman-teman pengusaha dan tentunya konsumen,” tegas Tjahjono.
Nantinya secara bertahap anggota Apkrindo Jatim yang mencapai ratusan brand kuliner tersebut akan bergabung di aplikasi yang ditawarkan PT Imaji Cipta.
“Saat ini penjualan di kafe dan resto secara online mencapai sekitr 30-40 persen. Padahal sebelum pandemi dulu baru sekitar 10 persen, dan saat pandemi bisa naik jadi 60 persen. Saya memprediksi prosentasenya akan terus meningkat. Kemungkinan bisa mencapai 40-50 persen ,” pungkas Tjahjono. (kj2)