KILASJATIM.COM, Lumajang – Polemik logo city branding ‘Lumajang Eksotik’ akhirnya mendapat titik temu dan mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak. Setelah melalui diskusi panjang mulai Sabtu (04/01/2020) siang hingga malam, akhirnya Amar Ma’ruf Setya Bhakti sang pemenang dan Bayu Candra sepakat dengan logo yang telah ditetapkan sebagai pemenang.
“Tanggal 7 Januari 2020 tetap kami launching sebagai logo city branding sekaligus semangat yang sudah dievaluasi dan dibahas bersama sampai malam ini,” ungkap Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.
Diskusi mengenai desain Lumajang Eksotik ini dipimpin langsung oleh Bupati Cak Thoriq. Ia mendengarkan satu persatu tanggapan para ahli dari Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) Malang dan ODIGIRO Brand Consultant.
Para ahli berpandangan bahwa adanya kemiripan dalam suatu desain lumrah terjadi dan banyak ditemui di beberapa logo brand terkenal sekalipun. Berdasarkan saran para ahli, Bupati berharap desain Lumajang Eksotik ini dapat dikolaborasikan antar keduanya.
BACA JUGA: Intensitas Hujan Tinggi, Wabup Tinjau Sejumlah Titik Rawan Banjir di Lumajang
“Prinsipnya bahwa kami ada kesepahaman, mempunyai harapan bersama memajukan Lumajang lebih baik, mengoptimalkan semua potensi terutama potensi wisata, hingga branding Lumajang Eksotik ini menjadi titik temunya,” terang Bupati.
Sementara itu, Amar Ma’ruf pemenang desain logo tidak menampik bahwa desain yang ia buat mirip dengan desain milik Bayu Candra. Ia menjelaskan bahwa memang logonya didesain terinspirasi dari logo Bayu Candra dengan berbagai tambahan ide dan kreatifitas yang ia buat. “Terima kasih banyak kepada mas Bayu, karyanya telah menginspirasi karya saya,” ujarnya.
Dalam hal ini Bayu Candra berbesar hati desain miliknya dijadikan inspirasi. Ia berharap masyarakat mampu memahami bahwa desain yang telah dibuatnya tersebut memang ada kemiripan dengan tidak mengecilkan karya yang telah dibuat oleh Amar Ma’ruf.
“Jangan mengecilkan prestasi dari mas Amar, karena saya tahu prestasinya juga bagus. Sesuatu akan menjadi buruk jika dipersepsikan buruk. Sesuatu akan baik, jika dipersepsikan baik. Yang saya harapkan publik lebih menerima dan mengapresi karya-karya desain grafis,” harapnya. (kominfo-kj13)