KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Hingga 31 Desember 2024, realisasi penerimaan dan belanja di Kabupaten Sidoarjo menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidoarjo, Didi Prihadi Wibowo, menyampaikan capaian ini dalam paparannya di hadapan pegawai dan undangan pada Selasa (21/1/2025).
Didi mengungkapkan bahwa kinerja APBN di Kabupaten Sidoarjo mencatatkan surplus sebesar Rp10,502 triliun pada akhir 2024. Pertumbuhan penerimaan terlihat dari berbagai sektor perpajakan, termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, cukai, pajak lainnya, serta pajak perdagangan internasional. Semua sektor tersebut mencatatkan peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Total penerimaan perpajakan hingga akhir 2024 mencapai Rp19,128 triliun, atau meningkat 6,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp17,934 triliun. Penerimaan pajak penghasilan tumbuh sebesar 16,14 persen, menjadi Rp6,110 triliun. Pajak pertambahan nilai tercatat sebesar Rp5,682 triliun, naik tipis 0,39 persen. Cukai menyumbang Rp6,903 triliun, tumbuh 4,23 persen, sementara pajak perdagangan internasional mencapai Rp374,84 miliar dengan pertumbuhan 11,33 persen. Pajak lainnya juga mengalami pertumbuhan sebesar 8,51 persen, menjadi Rp56,55 miliar.
Namun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat mengalami kontraksi sebesar -18,17 persen pada akhir 2024, dengan total penerimaan Rp430,34 miliar. Meski demikian, penerimaan dari Badan Layanan Umum (BLU) tetap tumbuh sebesar 7,56 persen dengan capaian Rp78,84 miliar, melebihi target yang telah ditetapkan.
Di sisi belanja, realisasi belanja negara di Kabupaten Sidoarjo hingga akhir 2024 mencapai Rp6,619 triliun, atau 97,89 persen dari target, dengan pertumbuhan sebesar 17,73 persen. Belanja pegawai mendominasi dengan total Rp3,850 triliun, tumbuh 17,59 persen. Belanja barang tercatat Rp1,347 triliun, meski mengalami kontraksi sebesar -10,26 persen. Sementara itu, belanja modal menunjukkan lonjakan signifikan, tumbuh 67,88 persen menjadi Rp1,421 triliun.
Transfer ke daerah juga mencatat realisasi sebesar Rp2,437 triliun, atau 98,14 persen dari target, dengan pertumbuhan 0,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dana alokasi umum mencatat pertumbuhan sebesar 6,97 persen, sementara dana desa mengalami kenaikan sebesar 1,57 persen.
Didi Prihadi menutup paparannya dengan menyebut bahwa capaian ini menjadi bukti solidnya kinerja APBN di Kabupaten Sidoarjo, meskipun terdapat beberapa tantangan di sektor tertentu. Ia optimistis dengan sinergi yang kuat, APBN Kabupaten Sidoarjo akan terus tumbuh dan memberikan dampak positif bagi pembangunan di tahun-tahun mendatang. (TAM)