KILASJATIM.COM, SURABAYA – Konsisten membantu atlet mempersiapkan diri memasuki masa pensiun, Universitas Ciputra membuka batch 6 kegiatan UC Sportpreneur. Program Sportpreneur ini bertujuan untuk mempersiapkan para atlet memasuki masa pensiunnya.
Muhammad Nabil, Ketua Umum KONI Jawa Timur yang hadir pada pembukaan batch 6 ini menyatakan bahwa perjuangan para atlet harus diapresiasi bukan hanya dengan memberikan hadiah namun juga dengan mempersiapkan masa pensiunnya. “Masa pensiun atlet pada kisaran usia yang masih tergolong usia produktif yaitu 28-35 tahun. Di usia itu atlet sudah tidak bisa berkarya sebagai atlet lagi, sehingga penting untuk mempersiapkan atlet ini dengan pembekalan entrepreneurship sehingga mereka bisa tetap hidup layak,” terang Nabil.
“Pengorbanan atlet sangat besar, mereka rela berlatih keras dan menginggalkan masa remaja dan masa muda untuk terus fokus berlatih. Nah, saat pensiun nanti jangan sampai atlet ini bingung mau ngerjain apa. Mereka harus mampu mengolah dana yang mereka peroleh saat menjadi atlet menjadi modal usaha untuk kehidupan selanjutnya. KONI Jatim sejak tahun 2021 menggandeng Universitas Ciputra untuk membekali atlet melalui program UC Sportprenur,” tambah Nabil.
Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), CRME., Wakil Rektor 1 Universitas Ciputra menyambut baik kerjasama ini. “Kami mempersiapkan kurikulum UC Sportpreneur ini dengan seksama sehingga mudah dipahami mengingat para atlet tentu awan perihal bisnis. Kami siapkan juga mentor dalam proses pelatihannya untuk mendampingi secara langsung. Para peserta juga kami ajak berkunjung dan belajar langsung pada pelaku bisnis yang sesuai dengan pilihannya, misalnya yang membangun bisnis F&B, kita ajak ke restauran milik alumni UC. Dengan demikian para peserta bisa merasakan secara langsung greget dalam bisnis ini. Tiap batch ada 12-16 kali pertemuan yang ditempuh sekitar 2 bulan,” papar Utami.
Yoseva Maria Pujirahayu Sumaji, S.E., M.M., MBA., CWM., Ketua Pelaksana UC Sportpreneur menjelaskan untuk batch 6 ini diikuti oleh kurang lebih 70 peserta yang terbagi pada kelas _Start Up_ (bagi yang baru pertama mengikuti program ini) dan juga kelas _Skill Up_ (sudah pernah ikut program ini di batch sebelumnya). “Pada batch 1-5 hanya ada kelas Start Up, namun pada batch 6 kami buka kelas Skill Up untuk memfasilitasi peserta yang sudah lulus di batch sebelumnya dan sudah punya usaha untuk meningkatkan performa bisnisnya,”. Ada proses seleksi utk menjadi peserta, hal ini ditujukan sebagai tolak ukur minat peserta mengikuti program UC Sportpreneur ini,” urai Yoseva.
Yoseva mengaku bahwa kendala yang dihadapan adalah masalah kesesuaian waktu belajar dengan jadwal latihan, karena itu pembelajaran dikemas secara hybrid.
Pada kesempatan ini hadir beberapa atlet yang sudah sukses menjalankan bisnisnya, yaitu: Eko Febrianto (mantan altet Cabor pencak Silat) dengan bisnis Lapak Juara Frozen Food, Membagikan perjalanan transisinya dari atlet menjadi entrepreneur, serta tantangan yang dihadapinya.
Larasati Sekar Indah Santoso (mantan altet cabor Dayung) dengan bisnis Lafi Swimming Academy, Berbagi tentang pengalamannya dalam mengelola bisnis setelah menjadi atlet. Nizam Umarushalih (mangan atlet cabor pencak silat) dengan bisnis Jastip, Menyampaikan bagaimana memulai bisnis dan memanfaatkan jaringan atlet untuk mendukung kewirausahaan.
Prof. Utami dan Nabil punya harapan senada yaitu kesejahteraan bagi altet di usia pensiun, tidak ada lagi atlet yg hidupnya terpuruk secara ekonomi karena ketidakmampuan dalam pengolahan dana. Yoseva menambahkan “Kami berharap para atlet siap memasuki masa pensiun dengan menjalankan bisnis bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar”.(tok)