KILASJATIM.COM, SURABAYA – Sekurangnya 40 mahasiswa dari Architecture dan Civil Engineering bersama dosen PCU (Petra Christian University) menggelar Pengabdian Masyarakat (Pengemas) di Kawasan Dolly. Mereka melakukan penataan ulang khususnya Pasar Burung Dolly dan mendesain ulang penataan koridor Gang Dolly.
Saling peduli merajut masa depan yang lebih baik bagi semua, lewat langkah-langkah kecil yang nyata bersama masyarakat, mahasiswa dan dosen PCU dari Architecture dan Civil Engineering saling kolaborasi memamerkan hasil karyanya di Kawasan Dolly bertajuk: Diseminasi dan Pameran Karya Desain Dolly Saiki.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Service Learning (Kuliah Kerja Pelayanan). Tercatat ada 40 orang mahasiswa yang ikut dalam kelas C dan D. Kami mencoba mengenali kendala dan potensi yang ada di Jalan Kupang Gunung Timur 1, yaitu melalui usulan desain arsitektur atau interior pada salah satu bangunan eksisting yang mati suri di jalan tersebut, yakni Pasar Burung Dolly, dan mendesain ulang penataan koridor Gang Dolly, ” terang Elvina S. Wijaya, S.T., M.T., koordinator acara pameran.
Para mahasiswa menghasilkan maket kawasan Dolly Saiki dan gambar arsitektur dengan metode visualisasi 3D melalui VR (virtual reality), sehingga diharapkan dengan mudah masyarakat awam Dolly dapat memahami perkembangan di masa depan. Maket ini dihasilkan dengan skala 1:250 sehingga dapat dengan jelas menunjukkan rumah per rumah yang ada di kawasan Dolly, dan visualisasi VR melalui aplikasi di handphone, 3D panoramic view serta google 3D.
Sebelumnya lokasi pasar burung Dolly meski sudah direnovasi masih sepi dan tidak menarik perhatian, maka dari itu salah satu yang dilakukan para mahasiswa ini mencoba mengembangkan pariwisata digitalnya, membangun koridor jalannya hingga menambahkan QR code agar mudah diakses oleh siapapun di zaman seperti ini.
Selama satu semester, sejak bulan Februari 2023 para mahasiswa dan dosen dalam MK ini berproses lewat kunjungan lapangan, pertemuan dengan masyarakat dan sharing dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot).
Salah satunya dengan Dr. Ir. Retno Hastijanti MT, IPU, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Pemerintah Kota Surabaya. Kemudian untuk review desain internal maupun eksternal berkoordinasi dengan praktisi Arsitek yaitu Hermawan Dasmanto dari ARA Studio.(tok)
