Mengubah Gas Bumi Jadi LNG: Solusi Transportasi Gas di Wilayah Terpencil Indonesia

oleh -658 Dilihat
Picture of a LNG (Liquefied natural gas) tanker ship unloading its cargo at Shanghai Yangshan LNG terminal

KILASJATIM.COM, Jakarta – Cita-cita pemeritah untuk memacu pemanfaatan gas di Tanah Air dapat terwujud dengan pembangunan infrastruktur, di negara kepulauan seperti Indonesia pun bisa dilakukan dengan memanfaatkan gas alam cair atau LNG.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan, gas satu-satunya energi fosil yang redah emisi sehingga dapat menjadi penunjang transisi energi. Namun perlu cara untuk meratakan pasokan gas dan mengakselersasi penggungaannya, yaitu dengan proses LNG.

“Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, ada wilayah yang berpotensi menggunakan gas namun jauh dari sumurnya, untuk memenuhi ini gas bumi bisa diangkut menggunakan moda transportasi dengan diubah terlebih dahulu menjadi LNG,” kata Arief.

Arief melanjutkan, proses perubahan gas bumi menjadi LNG atau regasifikasi tentu membuat adanya tambahan biaya. Agar gas tersebut bisa terjangkau oleh penggunanya tentu membutuhkan peran negara.

“Nah, itu kita berharap LNG dapatlah harga khusus gitu,” ujar Arief.

Arief mengungkapkan, pemerataan LNG di dalam negeri juga dapat membantu menyerap LNG milik pemerintah yang belum mendapat kepastian pembeli.

Potensi serapan LNG untuk domestik sendiri diperkirakan sangat mungkin terjadi pada tahun 2027-2028 saat kontrak – kontrak pembelian LNG dari luar negeri telah habis.

“Kita harus serap semuanya, uncommitted tuh, nggak di 2030 kali mungkin ada. Mungkin 2027, 2028 rasanya sudah ada yang tidak terkontrak, ujar Arief.

Menurut Arief, harga khusus LNG untuk dalam negeri tersebut nantinya bukan untuk PGN, tetapi untuk konsumen agar menggunakan gas dengan harga terjangkau dan menghindari kenaikan harga jual gas bumi. Dengan harga yang terjangkau tentu akan membuat pengguna lebih masif.

Baca Juga :  Membahas Berbagai Aspek Tentang Energi Nasional dan Global, Arcandra Tahar Terbitkan Buku “Public Interest in Energy Sector”

“Kenapa kita harga khusus? Kita kan nggak mau juga naikin harga gas ke industri kan, atau ke smelter. Tadi yang tiga trilema itu. Mau nggak mau, kita kan harus jaga energi reliability yang green, yang juga bisa dicapai atau willingness to pay dari industri ini bisa kita dapat. Kita nggak mau naikin harga,” jelas Arief.

Salah satu konsumen gas potensial yang akan banyak tumbuh di masa yang akan datang adalah industri smelter. PGN berharap segera mendapatkan alokasi gas sehingga bisa langsung dapatkan kepastian kontrak jual beli gas.

“Cuma satu saja yang kami butuhkan alokasi gas kita dapat dari domestik,” tutup Arief. (yan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.