Mengenal Flare Penyebab Kebakaran di Gunung Bromo

oleh -383 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Kata flare ramai dibahas terkait insiden kebakaran di kawasan Gunung Bromo. Kebakaran di Bukit Teletubbies di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diduga disebabkan oleh penggunaan flare atau suar oleh pengunjung.

Kebakaran di kawasan Gunung Bromo kali ini bukan karena faktor alam, melainkan akibat ulah pengunjung atau wisatawan yang menyalakan flare untuk kepentingan foto prewedding atau pra pernikahan. Lokasi kebakaran berada di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies.

Flare Prewedding Picu Kebakaran

Dalam video yang beredar, terlihat beberapa laki-laki dan perempuan dengan membawa peralatan untuk pemotretan. Seperti tripod dan kamera. Mereka tengah santai padahal di belakangnya terlihat api yang makin membesar, tepatnya di sekitar Padang Savana.

“Ini dia orang-orang yang membuat kebakaran, masih santai-santai. Nah ini santai banget dong mereka, wah gak bertanggung jawab nih orang,” ujar suara perempuan di dalam video yang viral.

Insiden tersebut terjadi pada Rabu (6/9/2023) malam. Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan bahwa kebakaran diduga terjadi karena ada sejumlah pengunjung yang menyalakan dan membuang suar (flare) di area tersebut.

“Iya, diduga seperti itu. Pelaku sudah kami amankan,” kata Septi di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (7/9/2023).

Apa Itu Flare atau Suar?

Merujuk pengertian flare atau suar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), flare atau suar adalah nyala api (suluh, pelita) untuk tanda (isyarat). Secara penggunaannya, flare adalah alat yang mengeluarkan cahaya terang dan api.

Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan flare lebih sering mewarnai momen selebrasi atau juga untuk kepentingan lain yang membutuhkan pencahayaan lebih. Nyala api dari flare memberikan kesan merah pada suasana di sekitar.

Baca Juga :  Rumah Zakat Takziah ke Rumah Duka Serda Lis Edi Wibowo. ABK KRI NANGGALA 402

Penggunaan flare ini kerap ditemui saat momen selebrasi suporter di tribun stadion hingga foto-foto. Dalam dunia fotografi yang erat kaitannya dengan pencahayaan, mungkin nyala flare bisa dijadikan alat untuk memberikan efek dramatis pada hasil pemotretan.

Secara umum, nyala api dari suar atau flare memberikan cahaya yang dihasilkan dari pembakaran logam magnesium. Terkadang dicampur dengan logam lain untuk menghasilkan warna yang berbeda-beda.

Untuk penggunaannya sendiri, menyalakan flare bisa dilakukan dengan menarik pelatuknya. Setelah itu asap tipis akan keluar. Dalam hitungan detik, api merah pun menyala.

Sementara itu, dalam dunia militer, suar atau flare biasanya terdapat di pesawat tempur atau helikopter. Suar atau flare mengandung bahan kimia piroteknik cair atau padat yang mudah terbakar. (bbs/nic)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.