KILASJATIM.COM, SURABAYA – Menggunakan fingerprint dan face recognition untuk presensi mahasiswa baru peserta PKKMB 2024 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, sekaligus perwujudan tema PKKMB tahun 2024 ini, yaitu: Teknologi untuk Budi Pekerti.
Sistem presensi berbasis sidik jari (fingerprint) dan pengenalan wajah (face recognition) ini dirancang memudahkan pengambilan data mahasiswa secara akurat dan efisien. Mahasiswa baru menunjukkan antusiasme mereka dengan melakukan presensi di titik-titik yang telah ditentukan, sesuai dengan fakultas masing-masing.
Beberapa lokasi yang digunakan pada Sabtu (24/8/2024) ini antara lain: Pos Satpam Selatan untuk Fakultas Teknik, depan Ruang Satgas PPKS untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Gedung B untuk Fakultas Psikologi, Gedung C untuk Fakultas Hukum, Computer Center untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Gedung FIB sisi barat untuk Fakultas Ilmu Budaya dan Vokasi.
Mahasiswa Baru Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum Untag Surabaya, Nashrin Alaudin mengungkapkan bahwa dirinya sudah tiba di lokasi acara sebelum pukul enam pagi. “Sejak sebelum jam enam pagi, saya sudah tiba di kampus dengan penuh semangat, siap mengikuti seluruh rangkaian PKKMB hari ini,” ujarnya.
Nashrin Alaudin juga menambahkan bahwa penggunaan teknologi fingerprint dan face recognition untuk presensi sudah sangat selaras dengan tema: Teknologi Untuk Budi Pekerti yang diusung pada PKKMB Untag Surabaya tahun ini. “Dengan teknologi presensi menggunakan fingerprint dan face recognition ini, tema PKKMB tahun ini yaitu ‘Teknologi Untuk Budi Pekerti’ benar-benar terimplementasi dengan baik,” jelasnya.
Sedangkan Enrique Hans Martin Wagiu mahasiswa baru program studi Sastra Inggris Untag Surabaya, menyebut bahwa sistem fingerprint dan face recognition jauh lebih efisien dibandingkan presensi manual dengan tulis tangan. “Penggunaan sistem fingerprint dan face recognition sangat memudahkan proses presensi, sehingga tidak memakan waktu seperti presensi manual,” papar Hans.
Hans, berbagi pengalaman pertamanya menggunakan sistem ini. Ia mengaku sudah melakukan presensi sejak pukul setengah enam pagi. “Saya sudah standby di kampus sejak setengah enam tadi, dan ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan fingerprint dan face recognition untuk presensi,” tukasnya.
Hans juga mengungkapkan bahwa sangat bersemangat untuk mengikuti rangkaian PKKMB tahun ini, hingga sulit tidur pada malam sebelumnya. “Saya sangat antusias mengikuti PKKMB tahun ini. Saking bersemangatnya, saya bahkan sulit tidur tadi malam,” tutup Hans.(tok)