KILASJATIM.COM, SURABAYA – Pameran seni Ennui, menampilkan 60 karya seni grafis dengan beragam teknik, mulai dari cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, hingga cetak datar. Digelar di Look Gallery, Q.801, gedung Q kampus PCU hingga 20 Mei 2024.
“Pesatnya era digitalisasi membuat minimnya eksistensi seni grafis konvensional. Pameran ini dihadirkan untuk memperkenalkan kembali kepada para mahasiswa sebagai gen Z, dan masyarakat luas, tentang seni grafis konvensional, sekaligus jadi wadah berbagi pengalaman. Hadir beberapa karya yang merupakan desain grafis tradisional dan modern, sebagai relasi antara keterampilan klasik dan inovasi teknologi,” terang Anang Tri Wahyudi, S.Sn., M.Sn., dosen DKV PCU.
Anang merinci, tercatat ada 25 karya mahasiswa DKV PCU semester dua, dan 35 karya perupa muda seni dari Yogyakarta yang terlibat dalam pameran kali ini. Karya dari para mahasiswa masih sederhana, yaitu dengan menggunakan unsur hitam putih saja. Sedangkan karya para perupa Yogyakarta lebih kompleks dengan menggunakan berbagai macam warna.
“Kami memang sengaja menyandingkan hasil karya mahasiswa dengan perupa seni Yogyakarta. Tujuannya agar mahasiswa lebih terpacu untuk bisa membuat karya yang apik dan keren, seperti karya dari para seniman Yogyakarta itu,” lanjut Anang.
Rangkaian kegiatan dapat dinikmati selama pameran digelar. Diantaranya sharing session, workshop grafis, dan tentu saja pameran karya seni grafis. Sharing session yang terbuka untuk umum menghadirkan dua seniman perupa asal Yogyakarta, yaitu Dionisius Caraka dan Surya Adiwijaya. Para perupa Yogyakarta itu berbagi pengalaman selama berkesenian grafis, serta nilai-nilai dalam seni grafis.
“Mereka berbicara tentang sejarah dan keunikan eksplorasi teknik yang tidak ditemukan dalam jenis seni murni lainnya. Selain itu, kedua pembicara juga membahas soal teknik seninya, alat, bahan hingga penerapannya secara praktis,” tambah Anang yang juga PIC acara Ennui Art Exhibition.
Sementara itu, workshop dijadwalkan selama dua hari pada Kamis (16/5/2024) dan Sabtu (18/5/2024) mengajak peserta belajar tentang teknik cetak tinggi dengan menggunakan media Lino (Linocut) berbahan karet sebagai master. Bahan Lino itu dipangkas dengan pisau cukil, kemudian diaplikasikan ke media cetak (kertas, kaos oblong, dan tote bag). Hari pertama workshop Kamis (16/5/2024) merupakan workshop Drypoint, sedangkan hari kedua Sabtu (18/5/2024) adalah workshop Linocut. Dari workshop ini diharapkan peserta mendapatkan pengalaman empirik dalam menciptakan karya seni grafis.
Pameran menjadi salah satu bentuk presentasi utama, agar para pengunjung semakin memahami karya dengan beragam teknik seni grafis. Salah satunya milik Jillian Alice. Linocut on paper ini menceritakan mengenai Candra Kirana yang sedang tersihir di dalam Keong Mas.
“Saya menggunakan gambar Keong Mas yang mengeluarkan suatu aura sihir tentang ikatan yang mengikat Candra Kirana. Sementara rambut yang berterbangan menggambarkan keadaan yang tidak stabil atau terjebak dalam keadaan yang sulit,” tutup Jillian.(tok)