Strategi Perdagangan Fair Trade Trump: Apa Kata Ketua Kadin Surabaya?

oleh -701 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, baru saja menandatangani kebijakan perdagangan baru bertajuk The Fair and Reciprocal Plan. Kebijakan ini diprediksi akan membawa perubahan besar pada dinamika perdagangan global, termasuk bagi Indonesia.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, H.M. Ali Affandi L.N.M., menyebut langkah tersebut sebagai upaya Amerika dalam mengoreksi ketimpangan perdagangan internasional.

“Inti dari kebijakan ini adalah keinginan Amerika untuk mendapatkan perlakuan dagang yang adil dan seimbang. Jika Amerika membuka pasar dan menurunkan tarif impor, maka negara lain diharapkan melakukan hal yang sama. Jika tidak, mereka siap menaikkan tarif sebagai bentuk perlindungan produk dalam negeri,” ujar Ali Affandi di Surabaya, Jumat (4/4).

Potensi Dampak bagi Indonesia

Pria yang akrab disapa Mas Andi ini menyoroti dampak potensial kebijakan tersebut terhadap Indonesia. Menurutnya, langkah agresif Amerika dapat memicu perang dagang yang berdampak pada rantai pasok dan stabilitas harga bahan baku global.

“Ketika Amerika bermain keras, Indonesia harus bermain cerdas. Jika negara besar seperti Tiongkok atau India terkena tarif tinggi, mereka bisa mengalihkan barang murah ke pasar negara lain, termasuk Indonesia. Ini berisiko memukul produk lokal kita,” jelasnya.

Mas Andhi juga mencontohkan ketimpangan perdagangan yang sering dikritik oleh Trump, seperti pajak 100 persen yang dikenakan India terhadap motor buatan AS, sementara AS hanya mengenakan tarif 2,4 persen untuk produk serupa dari India. Hal serupa juga terjadi pada komoditas kelautan antara AS dan Uni Eropa.

“Situasi ini membuat dunia usaha menghadapi ketidakpastian. Indonesia mungkin bukan target utama kebijakan ini, tetapi tetap bisa terdampak, terutama dari menurunnya permintaan ekspor dan persaingan produk murah,” tambahnya.

Baca Juga :  Bantu Negeri Lakukan Edukasi Bahaya Stunting dan Penguatan Ekonomi Warga Jatim

Peluang di Tengah Tantangan

Meskipun demikian, Mas Andhi melihat peluang di balik tantangan tersebut. Perusahaan-perusahaan besar yang sebelumnya beroperasi di Tiongkok mungkin akan mencari negara produksi alternatif, dan Indonesia bisa menjadi pilihan dengan syarat menciptakan iklim usaha yang kondusif.

“Ini saatnya Indonesia tampil sebagai alternatif. Kita bisa menarik investasi dan meningkatkan ekspor ke pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, Afrika, hingga ASEAN. Namun, semua itu butuh kesiapan,” tegasnya.

Empat Strategi Hadapi Perubahan Perdagangan Global

Mas Andhi mengusulkan empat strategi utama agar Indonesia siap menghadapi perubahan lanskap perdagangan global:

  1. Memperkuat Industri Dalam Negeri: Meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal agar mampu bersaing di pasar global.

  2. Membuka Pasar Ekspor Baru: Tidak terus bergantung pada pasar Amerika atau Tiongkok.

  3. Mempermudah Izin Usaha dan Investasi: Prosedur investasi harus cepat, transparan, dan bebas pungutan liar.

  4. Aktif dalam Diplomasi Dagang: Pemerintah perlu lebih agresif dalam menjalin kesepakatan dagang yang menguntungkan, baik secara regional melalui ASEAN maupun perjanjian bilateral.

“Dunia sedang berubah, dan kita harus siap. Perdagangan internasional kini lebih protektif. Indonesia tidak boleh hanya bertahan, tetapi juga harus unggul dalam era perdagangan baru ini,” ungkap Mas Andi.

Mas Andi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan ini.

“Kadin Surabaya siap mendampingi pelaku usaha dalam menghadapi perubahan ini. Dengan kerja keras dan sinergi, Indonesia bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga menjadi unggul dalam persaingan global,” pungkasnya.(den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.