Rupiah Hari Ini Berpeluang Menguat

oleh -893 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – Rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini. Pada Senin kemarin, rupiah naik 0,33 persen ke level Rp16.321 per dolar AS.

Pasar merespon positif data-data ekonomi yang dirilis awal pekan ini, yang mendorong penguatan rupiah. Meski demikian, masih ada faktor yang bisa membuat rupiah berbalik melemah terhadap dolar AS.

“Semalam data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Amerika Serikat dirilis lebih buruk dari perkiraan pasar. PMI manufaktur AS masih mengalami kontraksi dan ini yang memberikan sentimen negatif untuk dolar Amerika Serikat,” kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra dalam analisisnya, Selasa (2/7/2024).

Menurut Ariston, semakin buruk data Amerika Serikat semakin besar peluang pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat. Sehingga dolar akan melemah dan mendorong mata uang lainnya menguat, termasuk rupiah.

Data yang dirilis Institut of Supply Management (ISM) menunjukkan indeks PMI manufaktur AS Juni 2024 sebesar 48,5. Menurun dibandingkan bulan May yang sebesar 48,7 dan dibawah perkiraan para ekonom yang dikumpulkan Reuters sebesar 49,1.

“Selain itu dari dalam negeri, data inflasi di Indonesia masih di kisaran target Bank Indonesia. Bahkan mengalami penurunan dari 2,84 persen di bulan Mei, menjadi 2,51 persen di bulan Juni 2024,” ucap Ariston.

Oleh karena itu ada peluang rupiah masih bisa menguat lagi terhadap dolar AS hari ini . Potensi penguatan ke kisaran support Rp16.280-Rp16300, dengan level resisten di kisaran Rp16.350 per dolar AS.

Aristo menambahkan, pelaku pasar masih mewaspadai tekanan yang bisa terjadi lagi terhadap rupiah pekan ini. Karena masih banyak data penting akan dirilis dari Amerika Serikat, di antaranya data tenaga kerja versi pemerintah yaitu Non Farm Payrolls.

Baca Juga :  Rupiah di Awal Perdagangan Jumat Turun 31 Poin

“Juga pidato atau pernyataan dari Gubernur The Fed nanti malam dan notulen rapat Bank Sentral AS yang akan dirilis pada Kamis dini hari. Pasar akan memantau apakah event-event tersebut akan condong mendukung pemangkasan suku bunga acuan AS atau tidak,” ucap Ariston menutup analisisnya. (bbs/nic)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.