Foto: Ist/Humas Pemerintah
KILASJATIM.COM, Solo – Setelah menjalin kerja sama dengan Seoul Sports Association for the Differently-abled (SSAD) Korea Selatan, NPC Indonesia langsung bergerak cepat untuk merealisasikan pembangunan training center untuk cabang olah raga disabilitas. NPC Indonesia menggelar rapat dengan Kementerian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora) serta dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) yang diadakan di Solo, Jawa Tengah pada Rabu (19/07).
Rencana pembangunan training center atau pemusatan latihan nasional disabilitas ini bermula dari permintaan Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun kepada Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu. Untuk lebih meningkatkan prestasi olah raga disabilitas Indonesia, Senny Marbun berinisiatif meminta kepada Presiden Jokowi untuk dibangunkan training center bagi atlet disabilitas nasional.
Permintaan Senny Marbun itu kemudian ditindaklanjuti oleh Presiden Jokowi. Guna merealisasikan pembangunan tersebut, NPC Indonesia mengadakan pertemuan dengan Kemenpora dan Kementerian PUPR yang telah menghasilkan beberapa keputusan penting
Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto mengatakan sejumlah keputusan sangat positif dihasilkan untuk perkembangan pembangunan training center khusus untuk cabang-cabang olah raga Paralimpik.
“Dalam rapat sudah mendapatkan kesepakatan skala prioritas untuk nantinya dibangun. Rencananya dalam tiga bulan kedepan, training center sudah mulai dibangun,” jelas Rima Ferdianto.
Rencananya, di atas lahan seluas 8 hektar di Karanganyar, Jawa Tengah akan dibangun fasilitas latihan bertaraf internasional untuk 12 cabor. Sejumlah sarana pendukung lainnya juga akan dibangun seperti gelanggang olah raga dan asrama yang bisa menampung 500 orang.
Namun karena anggaran belum tersedia secara penuh maka pembangunan akan dibangun dalam beberapa tahapan. Untuk tahap pertama akan dibangun fasilitas latihan bagi delapan cabor dan asrama untuk 300 orang.
“Harapan kami dengan adanya training center ini maka kualitas latihan akan lebih baik sehingga prestasi atlet kita bisa lebih meningkat lagi,” ujar Rima.
“Pemusatan ini sudah seratus persen ramah disabilitas dan memiliki fasilitas berstandar internasional,” tambah Rima.
Sementara itu Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Essy Asiah berharap pembangunan training center ini bisa terwujud karena merupakan satu-satunya pusat pelatihan disabilitas yang ada di Indonesia.
“Kami sudah menyiapkan perencanaan pembangunan dan kami juga sudah membahasnya dengan NPC. Jadi, saat ini kami membahas bagaimana pembangunan ini mulai dilaksanakan dengan efisien supaya bisa dikerjakan tahun ini,” jelas Essy Asiah.
Setelah pertemuan ini akan disepakati fasilitas cabor apa saja yang akan diprioritaskan untuk dibangun terlebih dahulu. Kementerian PUPR juga akan mendesain ulang rencana pembangunan kemudian akan diadakan pelelangan kepada kontraktor.
“Jika lelangnya berjalan lancar dan cepat, semoga pembangunan sudah mulai dilaksanakan pada akhir bulan September atau Oktober tahun ini,” tutur Essy Asiah. (fiq)