PBD Intens Dropping Air Bersih ke Wilayah Kekeringan Meskipun Sempat Hujan

oleh -656 Dilihat

KILASJATIM.COM, Bondowoso – Beberapa waktu lalu, Bondowoso diguyur hujan. Namun kekeringan masih melanda beberapa wilayah sehingga warga masih kekurangan air bersih.

Di antara wilayah yang diguyur hujan, yakni Kecamatan Bondowoso, Maesan, Wringin, Tenggarang dan beberapa kecamatan lainya.

Desa-desa yang mengalami kekeringan tetap masih membutuhkan dropping air bersih meskipun juga sempat diguyur hujan.

Total ada 13 desa yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Bondowoso yang mengalami kekeringan. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Bondowoso nomor: 188.45/538/430.4.2/2024.

Desa-desa yang kekeringan yakni Sumber Anyar Kecamatan Maesan; Desa Gading Sari dan Patemon Kecamatan Pakem; Desa Wringin Kecamatan Wringin; Desa Klabang dan Desa Purnama Kecamatan Tegal Ampel; Desa Blimbing, Karang Anyar dan Leprak Kecamatan Klabang; Desa Walidono Kecamatan Prajekan; Desa Botolinggo dan Klekean Kecamatan Botolinggo; dan Desa Batu Ampar Kecamatan Cermee.

Dari jumlah tersebut, total ada 1.162 KK terdampak kekeringan di Kecamatan Maesan; di Kecamatan Pakem ada 796 KK; di Kecamatan Wringin ada 100 KK; sebanyak 323 di Kecamatan Tegal Ampel; di Kecamatan Klabang ada 477 KK; di Kecamatan Prajekan sebanyak 120 KK; sebanyak 380 di Kecamatan Prajekan; dan 150 KK di Kecamatan Cermee.

Kalaksa BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo menjelaskan, pihaknya masih intens melakukan dropping air bersih.

“Kemarin BPBD menyalurkan air bersih ke Dusun Sumberbaru Klekehan Kecamatan Botolinggo,” kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (8/10/2024).

Memang beberapa hari terakhir Bondowoso diguyur hujan. Namun di Desa Klekehan Botolinggo tidak pernah hujan selama enam bulan, sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih masih tinggi.

Bahkan fenomena di wilayah lain seperti di Maesan yang terjadi hujan, namun warga tetap mengalami kekurangan air bersih.

Baca Juga :  Tiga KRI Jajaran Koarmada II Berganti Nakhoda  

“Hasil cek kemarin, sumur-sumur penduduk masih kering, sehingga hujan belum berdampak dan warga masih membutuhkan dropping air bersih,” terang dia.

Berdasarkan informasi dari BMKG, perkiraan awal musim hujan di Bondowoso pertengahan Oktober. Puncak musim hujan di Bumi Ki Ronggo antara Januari-Februari.

Sementara hujan di Bulan September ini kata dia, bisa disebabkan karena fonomena alam lanina. BPBD tetap melakukan dropping air bersih ke desa-desa yang masuk SK bupati.

Berdasarkan SK Gubernur, dropping air bersih berlangsung hingga November. Namun support APBD untuk penyaluran APBD baru cukup di Bulan Juni lalu. Oleh karena itu, BPBD masih berkoordinasi dengan Pemprov.

“Selebihnya kita menggunakan anggaran pusat melalui BNPB dan Provinsi Jawa Timur melalui BPBD Jawa Timur. Di Provinsi sepertinya ada pengurangan sementara masyarakat masih butuh,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.