Imam Ghozali disela waktu lowong disempatkan untuk menyelesaikan pekerjaannya sebagai jurnalis. (kilasjatim.com/nova)
KILASJATIM.COM, Surabaya – Langkah yang dilakukan Imam Ghozali, pria kelahiran Jember (52 th) bisa dikatakan sangat tepat dengan melirik emas /logam mulia (LM) dalam berinvestasi.
Di tengah segala kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, banyak kalangan merasa ragu dan bingung dalam memilih investasi yang tepat. namun tidak bagi Imam, dengan pendapatan di atas upah minimum kota Surabaya, Imam mampu menyisihkan gajinya tesebut untuk ditabung.
“Saya ingin mulai menabung untuk masa depan, saya memilih investasi LM dengan cara menabung, saya tertarik untuk investasi emas, karena selain lebih aman juga harganya terus naik,” katanya..
Menabung emas LM bukan tanpa alasan. Awal mula didasari atas apa yang sudah dilakukan orang tuanya, mulai dari menabung emas perhiasan dan LM . Dari tabungan tersebut beberapa tahun orang tuanya bisa beli sawah selain buat membiayai anak- anak untuk sekolah hingga perguruan tinggi.
“Tidak dipungkiri orang tua saya meski tinggal dan hidup di desa membiayai pendidikan anak anaknya dari hasil sawah yang dulu awalnya dibeli dengan menjual emas simpananya, ada yang dalam bentuk perhiasan dan ada yang dalam bentuk ringgit,” ujar Imam mengawali kisahnya.
Keberhasilan orang tuanya yang memiliki beberapa bidang tanah yang ditanami padi, lahan jeruk dan tanaman produktif lainnya pun lantas dia ikuti dengan mulai menabung emas yang dia lakukan sejak 21 tahun lalu, awal dia membina rumah tangga dengan perempuan pilihan hatinya Indra Rosidah asal Malang – Jawa Timur.
“Kenapa saya memilih berinvestasi dengan cara menabung emas? Karena saya sudah melihat yang dilakukan orang tua saya investasi jangka panjang. Saya memilih LM karena sebagai lindung nilai dan nilai emas tidak pernah turun justru terus naik tiap tahunnya dan pas buat investasi jangka panjang,” urai Imam yang berprofesi sebagai jurnalis pada media yang terbit dari Surabaya.
Bagi Imam yang akrab dipanggil Igho, fleksibilitas tabungan emas, yang bahkan bisa dimulai dengan nominal kecil, sangat membantu dirinya untuk terjun dalam dunia investasi.
“Nabung emas menguntungkan untuk jangka panjang minimal 5 tahun, kalau jangka pendek untuk LM masih menguntungkan, sedangkan emas dalam bentuk perhiasan bisa malah rugi banyak potongan,” dalihnya.
Ditambahkan Igho, saat ini dia memiliki tabungan emas di dua perusahaan, untuk yang tabungan emas di pegadaian, kalau ada rejeki ya langsung menabung , karena tidak ada keharusan bayar per bulan berapa, selain itu tidak ada kontrak dalam jumlah gram tertentu.
“Menabung emas di pegadaian sejak 5 tahun lalu saat ini tabungan emas di pegadaian sudah lumayan untuk persiapan biaya pendidikan anak dan pensiun,” jelasnya. Baginya, fleksibilitas tabungan emas, bisa dimulai dengan nominal kecil, sangat membantu dirinya dalam mengelola keuangan .
Menurut Igho, saat ini tinggal di Dukuh Karangan Gang Golongan – Wiyung Surabaya, menabung emas sudah bisa dirasakan, manfaatnya diantaranya beli beberapa investasi seperti sawah, mobil dan pastinya buat pendidikan anak juga ibadah haji.
Ayah dengan tiga orang anak yang beranjak remaja ini sudah melaksanakan haji bersama istrinya beberapa tahun lalu, dan saat ini juga sudah pula mendaftarkan untuk berangkat haji lagi tahun 2030.
“Saya menabung emas tabungan emas pegadaian dan bank syariah. Di bank syariah aku ambil yang 50gr buat pelunasan haji insyallah 2030, tenor 5 tahun, DP 25% per bulan 800 ribuan, enam bulan lalu harga 50 gr 62 juta, sekarang ini seiring dengan naiknya harga emas sudah menjadi 70 an juta. Bisa jadi 5 tahun lagi harga emas akan terus naik. Untungnya akad nya ketka awal transaksi jadi sangat menguntungkan,” paparnya.
Dari pengalaman Igho dengan.menabung emas sudah banyak dirasakan manfaatnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarga dan masa depan ke tiga anaknya Nia Naufal dan Zia yang sudah dijamin dengan adanya tabungan emas. Igho melihat bahwa emas bisa menjadi fondasi keuangan yang solid untuk masa depan.
Imam Ghozali, di depan kediamannya yang asri. (kilasjatim.com/nova)
Tabungan emas sebagai investasi aman
Sebagaimana diketahui, salah satu instrumen investasi yang kini mulai banyak diminati oleh generasi muda adalah emas. Meski terkesan klasik, logam mulia ini telah terbukti sebagai investasi yang aman dan stabil. Selain dalam bentuk fisik, investasi emas kini telah hadir dalam bentuk digital yang memudahkan siapa saja untuk menabung tanpa harus repot menyimpan emas batangan di rumah.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan volatilitas global, kemilau emas terus bersinar sebagai pilihan investasi yang relatif aman dan stabil bagi para investor. Emas telah lama dianggap sebagai aset safe-haven, menawarkan perlindungan terhadap inflasi dan fluktuasi nilai mata uang. Di sisi lain, emas juga merupakan aset yang likuid karena dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang tunai saat diperlukan dalam kondisi mendesak.
Bank yang beroperasi di Indonesia dengan basis syariah pun berlomba menawarkan tabungan emas untuk menambah jumlah nasabahnya. Tak terkecuali BCA Syariah Pembiayaan Emas iB merupakan produk pembiayaan dari BCA Syariah untuk kepemilikan logam mulia (emas) dengan prinsip syariah menggunakan akad murabahah (jual beli).
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, Generasi muda saat ini mengharapkan investasi yang mudah, cepat dan menguntungkan. Selain proses pengajuan pembiayaan yang sangat mudah, keunggulan dari pembiayaan emas kami antara lain kepastian gramasi dan angsuran hingga akhir pembiayaan dengan jangka waktu yang dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
“Setidaknya ada dua keuntungan investasi emas. Pertama, harga emas cenderung naik di atas rata-rata inflasi. Rata-rata kenaikan harga emas per tahun sekitar 11,9 persen. Kedua, nilai emas relatif stabil walaupun dalam kondisi ekonomi yang mengalami tekanan.,” ujar Pranata.
Saat ini Emas iB BCA Syariah menjadi produk investasi pilihan . Untuk kaum milenial terlihat dari nasabah pembiayaan Emas iB BCA Syariah yang didominasi oleh generasi milenial.
Presentase rentang usia nasabah pembiayaan emas di BCA Syariah:
– baby boomers (>75 tahun) 0,03%
– gen x (40-55) 34,13%
– gen y (24-39) 50,77%
– gen z (11-23) 11,24%
Nasabah pembiayaan emas iB adalah nasabah yang berada diusia produktif dengan rentang umur antara 24-55 tathun (84%). Hal ini menunjukan minat kaum muda untuk berinvestasi emas iB di BCA Syariah semakin meningkat.
“Mayoritas nasabah pembiayaan emas BCA Syariah adalah perempuan dengan persentase sebesar 70%. Sebagian besar nasabah pembiayaan emas iB atau sebesar 61% memilih jangka waktu pembiayaan emas iB selama 1 tahun dan 58% nasabah memilih kepingan gramasi emas sebesar 10 gram,” papar Pranata.
Antusiasme masyarakat untuk mengajukan pembiayaan emas di BCA Syariah juga mengalami peningkatan yang pesat. Hingga September 2024, outstanding pembiayaan Emas iB BCA Syariah mengalami peningkatan hingga 150,9% secara tahunan (yoy) mencapaisebesar Rp133,6 miliar.
Ditambahkan Pranata, pertumbuhan pembiayaan emas iB merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan produk pembiayaan konsumer lainnya.
“Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan literasi masyarakat tentang keunggulan investasi emas di BCA Syariah melalui kegiatan expo yang kami lakukan bersama grup BCA di beberapa kota besar tahun ini. Total nasabah pembiayaan Emas iB BCA Syariah,” jelasnya.
Jumlah nasabah Emas iB BCA syariah sampai dengan September 2024 mengalami peningkatan hingga 55,84% secara tahunan mencapai 5.688 nasabah. Mayoritas nasabah pembiayaan emas iB BCA Syariah berada di
Jakarta dan Jawa Timur masing-masing sebesar 25.49% dan 26.25% dari total nasabah pembiayaan emas iB.
“Ticket size pembiayaan di kisaran Rp31,0 juta per pengajuan. Target pembiayaan Emas iB sampai dengan akhir tahun 2024, target kami fokus untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai pembiayaan emas iB. BCA Syariah berharap pembiayaan Emas iB dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan konsumer secara keseluruhan hingga mencapai 10-12% dari total pembiayaan BCA Syariah,” pungkas Pranata. (nov)