KILASJATIM.COM, SURABAYA – Dr. H. Ahmad Muzzaky Al Hafidz, M.Ag., Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar sekaligus Imam Besar Masjid Islamic Jawa Timur mengingatkan pentingnya hati yang bersih dalam kehidupan saat hadir pada halal bihalal, gelaran Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, dalam rangka Idul Fitri 1446 H, juga untuk mempererat tali silaturahmi di Ruang R. Soeparman Hadi Pranoto Lt. 9 Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya.
Tema yang dipilih: Dengan Hati yang Bersih, Kita Satukan Tekad untuk Indonesia Tangguh, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh keluarga besar YPTA Surabaya, termasuk para guru, dosen, badan tenaga kependidikan di lingkungan YPTA Surabaya.
Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan selama perjalanan kerja bersama. “Atas nama pengurus, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pendidik, tenaga kependidikan, dan mitra kerja. Mungkin selama bekerja sama, kami belum bisa memuaskan semua pihak. Mohon maaf atas kekurangan kami dalam melayani Bapak-Ibu sekalian,” terang Subekti.
Subekti mengajak seluruh civitas untuk terus menjaga semangat kerja dan kebersamaan, tanpa mengejar hal-hal yang semu. “Jangan mengejar kupu-kupu sampai tenaga kita habis. Mari kita bangun taman yang indah di kampus ini, agar kupu-kupu datang dengan sendirinya,” lanjutnya. J. Subekti juga optimis bahwa kehadiran para tokoh agama dan dukungan semua pihak akan membawa kemajuan bagi seluruh lembaga di bawah naungan YPTA, termasuk Untag Surabaya, SMPTAG Surabaya dan SMATAG Surabaya.
Dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Dr. H. Ahmad Muzzaky Al Hafidz, M.Ag., Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya sekaligus Imam Besar Masjid Islamic Raya Jawa Timur. Dalam ceramahnya, beliau menekankan bahwa Ramadhan bukanlah sekadar seremonial,
melainkan proses pembentukan hati dan spiritualitas. “Yang digarap oleh Ramadhan adalah hati. Kalau hati bersih, pikiran akan jernih. Apa pun profesinya, bila hatinya bersih, maka hidupnya akan aman dan tenang,” ujar Dr. H. Ahmad Muzzaky Al Hafidz, M.Ag.
Menurutnya, hati yang bersih adalah fondasi keimanan yang kuat, yakni tidak berburuk sangka pada siapa pun, mampu memaafkan, dan menumbuhkan kasih sayang dalam kehidupan. “Silaturahmi bukan sekadar bertemu dan berjabat tangan. Silaturahmi adalah memaafkan,
menghapus benci dan dendam, serta menghadirkan cinta kasih,” tegas pria kelahiran Gresik itu.
Dewan Hakim MTQ Nasional tersebut juga menegaskan bahwa hidup yang tulus karena Allah tidak akan membuat seseorang merasa bosan atau lelah, karena nilai tertinggi dalam hidup adalah ketulusan, bukan penilaian dari manusia. “Orang yang hidup karena Allah tidak akan pernah bosan dan capek. Ketulusan tidak bergantung pada manusia, tapi bersandar pada Tuhan,” pungkasnya. Ditutup doa bersama dan saling bermaafan antar hadirin, sebagai bentuk nyata dari semangat Halal Bihalal, menyucikan hati dan memperkuat kebersamaan.(tok)